

Bukan Berarti Dilarang, Ini Dia Trik Jitu Atur Screen Time Anak Biar Gak Kebablasan

Berdasarkan studi di tahun 2020, tingginya intensitas anak dalam menggunakan gadget, baik itu televisi, tab, laptop maupun smartphone selama masa pandemi Covid-19, umumnya dipengaruhi oleh orangtua yang belum menerapkan disiplin penggunaan gadget ini pada anak.
Bisa jadi inilah saatnya orangtua untuk mulai menerapkan disiplin penggunaan gadget pada anak. Berikut beberapa trik yang bisa kita contoh untuk menyiasati screen time anak:
Jika berdasarkan anjuran American Academy of Paediatrics (tahun 2016), mereka membagi screen time anak berdasarkan usia.
Pertama, untuk anak usia di bawah 2 tahun, hindari penggunaan gadget kecuali untuk video call dan bagi orangtua yang ingin memperkenalkan media digital, harus benar-benar memilih program yang berkualitas.
Kedua, anak usia 2-5 tahun, penggunaan harus dibatasi hanya 1 jam sehari.
Ketiga, anak usia 6 tahun ke atas, orangtua bisa membuat kesepakatan dengan anak mengenai batas waktu bermain gadget sehingga tidak mengganggu jam tidur dan istirahat anak. Dan berdasarkan aturan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), screen time anak usia di atas 6 tahun itu tidak lebih dari 90 menit. Pastikan juga aktivitas fisik anak tidak menjadi berkurang.
Aplikasi Parental Control
Oh iya, kita juga bisa menggunakan aplikasi parental control sebagai salah satu cara untuk membatasi screen time anak. Tak hanya membatasi jam penggunaan, aplikasi tersebut juga bisa digunakan untuk mengatur aplikasi apa saja yang bisa dibuka anak.
Nah, jangan lupa pula untuk memberikan hadiah berupa tambahan waktu jika anak melakukan tugas sekolahnya dengan baik. Hal ini bisa dijadikan penyemangat bagi anak juga, lho!
Trik berikutnya adalah, yuk, ciptakan permainan seru agar pikiran anak tidak melulu ke gadget. Dengan permainan seru, selain membuat anak senang dan ikatan atau bonding antara anak dan orangtua semakin erat, juga bisa merangsang anak untuk aktif bergerak alias tidak mager.
Untuk diketahui, di tahun 2019, WHO memberikan pedoman bahwa anak-anak berusia di atas 1 tahun, setidaknya menghabiskan waktu 180 menit sehari untuk melakukan berbagai aktivitas fisik. Beberapa permainan seru yang bisa dilakukan sebut saja; permainan melatih keseimbangan, lempar koin, menyusun puzzle, dan lain sebagainya.
Belajar, Hiburan, dan Komunikasi
Menurut Roslina Verauli, M.Psi., Psi., Psikolog Klinis Anak, Remaja, dan Keluarga, tantangan orangtua masa kini adalah mampukah kita sebagai orangtua, menjadikan anak tangguh dan mandiri serta adaptif dengan lingkungan digital. “Banyak yang bertanya pada saya, anak usia di bawah 6 tahun, bolehkah diperkenalkan dengan teknologi digital? Dan saya jawab, boleh. Karena anak di 6 tahun pertama, kegiatannya adalah bermain, baik itu secara aktif maupun pasif. Aktif dengan cara bergerak, sedangkan pasif bertemu dengan game. Jadi, 2,5 jam aktif dan 2,5 jam pasif,” jelasnya.
Psikolog yang akrab disapa Vera ini juga menjelaskan, pada anak usia 0-2 tahun, gadget bisa digunakan sebagai alat belajar untuk perkembangan sensor dan motorik anak yaitu kemampuan melihat pergerakan, warna, maupun mendengar suara. “Usia 3-5 tahun untuk sarana belajar dan juga hiburan/game, sedangkan usia 6 tahun ke atas bisa digunakan untuk sarana belajar, hiburan, dan juga komunikasi,” jelas Vera. “Orangtua harus mendampingi, bisa menjelaskan, dimana membuat standar anak lebih baik karena ada yang menemani,” tambahnya.
Tentu saja aturan tiap keluarga bisa berbeda. Menyesuaikan dengan keperluan, kondisi, dan juga lingkungan anak. Di sinilah dibutuhkan kreativitas orangtua. Sebut saja seorang Momfluencer Dian Ayu Lestari (istri presenter Ananda Omesh) yang akrab disapa Mama Ayu.
“Saya batasi anak saya bermain gadget hanya selama satu jam sehari. Tapi saya bagi-bagi waktunya. Misalnya, habis makan dia main 15 menit, berarti dia masih punya 45 menit lagi. Trus habis mandi misal 10 menit, jadi hari itu dia punya sisa 35 menit lagi. Bisa pegang seharian, tapi dibagi-bagi waktu satu jamnya,” kata Mama Ayu.