ads

Duh! Indonesia Punya 70 juta Perokok Aktif, 7,4% Remaja Usia 10–18 Tahun

Novita Sari - Rabu, 11 Juni 2025
Peluncuran Kampanye Gerakan Berhenti Merokok untuk Indonesia Sehat pada Rabu, 11 Juni 2025 di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Novi
Peluncuran Kampanye Gerakan Berhenti Merokok untuk Indonesia Sehat pada Rabu, 11 Juni 2025 di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Novi
A A A

Indonesia tengah menghadapi krisis perokok, dengan sekitar 70 juta perokok aktif, termasuk 7,4% remaja usia 10–18 tahun. Tanpa intervensi serius, WHO memproyeksikan prevalensi perokok akan meningkat menjadi 37,5% pada 2025, memperparah beban kesehatan dan ekonomi nasional.

Menanggapi kondisi ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), dengan dukungan dari Kenvue, dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), secara resmi meluncurkan kampanye Gerakan Berhenti Merokok untuk Indonesia Sehat.

Kampanye yang diluncurkan dalam rangka Hari Tanpa Tembakau ini bertujuan untuk membantu para perokok melepaskan diri dari kecanduan tembakau, salah satunya melalui pendekatan berbasis bukti ilmiah seperti penggunaan Terapi Pengganti Nikotin (Nicotine Replacement Therapy/NRT).

“Pemerintah terus berupaya untuk menurunkan prevalensi perokok pemula, memberikan perlindungan kepada anak dan remaja sehingga jumlah perokok pemula dapat diturunkan. Berbagai upaya terus dilakukan termasuk dengan adanya Kawasan Tanpa Rokok sampai menyediakan layanan konsultasi untuk berhenti merokok. Untuk mencapai upaya perlindungan anak dan remaja dari bahaya rokok baik rokok elektronik dan rokok konvensional tentunya pemerintah tidak dapat bekerja sendiri perlu dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak. Dengan membangun Gerakan Upaya Berhenti Merokok yang dimotori oleh komunitas dan masyarakat serta didukung oleh pihak swasta tentunya ini akan semakin memperkuat upaya perlindungan bagi anak dan remaja kita,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Penanggulangan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI.

Paparan produk tembakau pada anak semakin mengkhawatirkan, didorong oleh strategi industri yang menyasar anak muda melalui iklan, sponsor, rasa menarik, dan harga terjangkau. Selain menyebabkan masalah kesehatan, beban ekonomi yang ditimbulkan pun sangat besar, dimana biaya perawatan penyakit akibat rokok tiga kali lipat lebih besar dari pendapatan negara dari cukai tembakau.

Dalam sesi yang sama, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K).,MHPM.,FISR.,FAPSR, Penasehat Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dan Direktur Utama RSUP Persahabatan, menggarisbawahi bahwa merokok merupakan penyebab utama Kanker paru dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Indonesia.

Rokok telah menyebabkan 268.614 kematian setiap tahun (12,3% dari total kematian), dan kerugian ekonomi mencapai Rp288 triliun. Ia juga menyoroti bahwa rokok elektrik (vape) bukan solusi dan tidak lebih aman – vape mengandung zat berbahaya seperti acetaldehyde, acrolein, formaldehyde , diasetil (penyebab popcorn lung), logam berat, dan karsinogen yang memicu penyakit paru yaitu kanker paru, PPOK, asma, dan acute lung injury seperti EVALI.

“Kecanduan nikotin mempengaruhi struktur otak dan menciptakan ketergantungan silang dengan zat lain seperti alkohol. Tujuan kita bukan sekadar beralih produk, tetapi mewujudkan kebebasan total dari nikotin,” jelas Prof. Agus.

Sebagai solusi berhenti merokok berbasis bukti ilmiah, NRT seperti NRT Gum atau permen karet nikotin, patch, tablet hisap, dan semprotan mulut telah terbukti secara klinis membantu mengurangi gejala withdrawal dan meningkatkan kemungkinan berhenti merokok. Produk NRT bekerja dengan memberikan dosis nikotin rendah yang aman dan terkontrol tanpa paparan ribuan zat kimia berbahaya dari rokok atau vape.

NRT membantu tubuh beradaptasi secara bertahap hingga tidak lagi bergantung pada nikotin, dan terbukti meningkatkan kemungkinan berhenti merokok secara signifikan, terutama jika dikombinasikan dengan dukungan medis atau konseling perilaku. Fika Yolanda, Marketing Director Kenvue Indonesia menegaskan, “Kami berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam mengintervensi prevalensi perokok di Indonesia dengan memastikan akses terhadap produk NRT seperti Nicorette tersedia dan terjangkau di seluruh Indonesia, termasuk daerah terpencil. Ini adalah satu-satunya farmakoterapi berhenti merokok yang tersedia di Indonesia, yang telah disetujui oleh BPOM dan termasuk list pre-qualification (PQ) WHO.”

“Selain itu, kami akan menghadirkan program edukasi UBM bagi tenaga kesehatan, masyarakat, termasuk edukasi digital untuk mendampingi proses berhenti merokok secara menyeluruh; termasuk pelatihan untuk tenaga kesehatan melalui kerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI dan PDPI,” tambah Fika.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Duh! Indonesia Punya 70 juta Perokok Aktif, 7,4% Remaja Usia 10–18 Tahun
img
Jangan Lengah, Pahami 5 Bahaya Sinar Ultraviolet bagi Kulit
img
Transformasi Digital ke Dunia Nyata: Aplikasi Kecantikan dan Kesehatan Ini Buka Klinik Kedua di Arteri Pondok Indah
img
Moms Wajib Tahu! Inovasi Kalkulator Zat Besi untuk Cegah Stunting dan Maksimalkan Kecerdasan Anak