Generasi Z untuk Bumi: ChildFund Dorong Anak Muda Pimpin Aksi Iklim lewat GLOW

Apakah Moms tahu bahwa perubahan iklim tak hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga langsung memengaruhi kehidupan anak-anak kita? Kesehatan, pendidikan, bahkan keamanan mereka bisa terancam oleh krisis iklim yang terus berlangsung. Di tengah tantangan ini, ada kabar baik: banyak anak muda Indonesia yang kini bergerak aktif menjadi agen perubahan. Salah satu lembaga yang mendampingi mereka adalah ChildFund International di Indonesia.

“Anak muda bukan hanya harapan masa depan, tapi motor perubahan hari ini,” begitu ujar Meinrad Indra Cahya, Senior Program Specialist ChildFund International di Indonesia, dalam wawancara eksklusif di Rumah Perubahan, Jakarta Escape, Selasa, 17 Juni 2025. Semangat inilah yang menjadi nyawa dari kampanye Green Leaders for Our Well-being (GLOW), sebuah gerakan pemuda untuk bumi yang lebih sehat dan masa depan yang lebih cerah.

Apa Itu GLOW?

Kampanye GLOW Ambassador adalah inisiatif keren dari ChildFund International di Indonesia —sebuah organisasi sosial non-profit yang telah hadir lebih dari 50 tahun dan menjangkau lebih dari 3,7 juta anak dan keluarga di seluruh Indonesia. Fokus utama mereka adalah memastikan anak-anak tumbuh sehat, terdidik, terampil, dan aman. 

Kini, dengan GLOW, ChildFund memperkuat komitmennya pada pembangunan berkelanjutan lewat keterlibatan generasi muda dalam isu lingkungan.

GLOW mengajak 107 anak muda berusia 17–24 tahun dari 39 kota/kabupaten di 8 provinsi untuk memimpin aksi lingkungan di komunitas mereka. Kampanye ini berlangsung sejak Februari hingga Juni 2025 dan ditutup dengan keterlibatan beberapa duta mengikuti National Youth Capacity Enhancement (NYCE) pada 16-18 Juni 2025 di Jakarta. Dalam kegiatan ini, para anak muda tersebut mengikuti rangkaian kegiatan seperti:

• Capacity Building Workshop
• Youth-Led Climate Action Project
• Online Bootcamp
• Kampanye Kesadaran dan Edukasi Publik

Program GLOW, ujar Meinrad, bertujuan membentuk pemimpin muda yang peduli dan aktif dalam isu lingkungan. “Kami memberikan edukasi dan peningkatan kesadaran, pelatihan keterampilan teknis dan advokasi, serta dukungan untuk membangun prototipe aksi atau gerakan. ChildFund memastikan agar suara mereka untuk isu lingkungan, didengar!” imbuh Meinrad.

Baca Juga: Ketika Iklim Berubah dan Anak Jadi Korban Kekerasan: Pemuda di SIKKA Angkat Suara!

Menariknya, proses perekrutan peserta GLOW juga sangat inklusif dan menjangkau beragam latar belakang. Meinrad mengatakan, siapapun selama berusia 17–24 tahun, bisa ikut serta. Pendaftaran dibuka secara terbuka melalui berbagai kanal yakni media sosial, kerja sama dengan sekolah dan kampus, serta dukungan dari para influencer.

“Kami banyak memanfaatkan media sosial, karena itu cara tercepat menjangkau anak muda. Tapi kami juga aktif bekerja sama dengan sekolah dan perguruan tinggi, bahkan menggandeng influencer untuk menyebarkan informasi,” jelas Meinrad, menggambarkan luasnya jaringan perekrutan GLOW Ambassador.

Lewat GLOW, anak muda diberdayakan, diberi ruang, dan didorong untuk menyuarakan keprihatinan serta solusi mereka atas perubahan iklim. Mereka tidak hanya diajak peduli, tapi juga dilatih untuk bertindak.

Kenapa Anak Muda?

Menurut Meinrad, “Bonus demografi Indonesia adalah kekuatan kita. Orang muda adalah garda terdepan perubahan. Mereka bukan hanya target, tapi mitra penting.”

Gen Z, sebenarnya telah memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap isu perubahan iklim. Penelitian Ariestya (2020) menunjukkan bahwa Gen Z Indonesia yang tinggal di kota-kota besar memiliki nilai kesadaran terhadap perubahan iklim di atas 80%. Namun yang menjadi tantangan, menurut penelitian ini, adalah ketimpangan antara kesadaran kognitif dan tindakan nyata. Meski pengetahuannya tinggi, banyak dari mereka belum sampai pada komitmen dan aksi konkret dalam kehidupan sehari-hari.

Inilah mengapa program seperti GLOW dan NYCE dari ChildFund menjadi penting: membantu menjembatani kesenjangan antara pengetahuan dan tindakan nyata. 

ChildFund, yang beroperasi di delapan provinsi dengan program mencakup pendidikan, kesehatan, perlindungan anak, mata pencaharian, dan pengurangan risiko bencana, melihat bahwa dampak perubahan iklim sangat nyata terasa di keluarga dan anak-anak, karena itulah aksi iklim menjadi bagian tak terpisahkan dari misi mereka.

“Kita enggak bisa lagi cuma bicara perubahan iklim, sekarang waktunya bicara aksi iklim!” tegas Meinrad.

Bukan Sekadar Kampanye, Tapi Gerakan

GLOW bukan hanya tentang teori. Ini tentang aksi nyata dan solusi kreatif dari anak muda, yang sering kali datang dari hal sederhana tapi berdampak besar. Meinrad menceritakan bagaimana anak-anak muda ini secara kreatif mengembangkan idenya untuk solusi dampak perubahan iklim. 

“Ada beberapa inisiatif yang sudah dijalankan, contohnya, seorang GLOW Ambassador mengembangkan aplikasi penghitung sampah plastik, yang membantu warga RT memilah dan mengelola sampah dengan lebih bijak. Di Semarang, ada anak muda yang memproduksi eco-enzym dari limbah organik rumah tangga, untuk jadi pengurai alami yang bisa dipakai di rumah tangga atau pertanian. Di Nusa Tenggara Timur, anak muda membangun sentra pakan ternak untuk membantu peternak tetap produktif di musim kemarau panjang,” terang Meinrad. 

Dan Moms, semua ini baru permulaan! Akan ada aksi-aksi nyata yang cemerlang dari para generasi muda bertalenta ini. 

Membangun dari Akar Rumput

GLOW juga menyasar lapisan masyarakat paling dasar. “Kita ingin dari level desa sudah punya peraturan yang mendukung aksi iklim. Kita ingin perubahan gaya hidup yang menyentuh semua lapisan, dari rumah tangga sampai kebijakan lokal,” jelas Meinrad.

Menurut Meinrad, kampanye iklim tak cukup berhenti di kesadaran. “Awareness itu baru langkah awal. Setelah itu harus ada knowledge. Dan ujungnya? Action!” tegasnya. GLOW hadir untuk memastikan anak muda paham ilmunya dan berani melakukannya.

Dan meski baru berjalan 6 bulan, semangat GLOW sudah mulai menyebar. Dari 107 anak muda, mereka berharap akan menjalar ke ribuan lainnya. “Target kami bukan jumlah besar dulu, tapi konsistensi. Kalau satu anak muda bisa mengajak lima temannya, bayangkan snowball effect-nya,” katanya optimis.

Semangat yang Menular

“Sebenarnya, gerakan ini tuh sederhana. Tapi justru dari kesederhanaan itu, terasa banget dampaknya,” ungkap Meinrad. Ia mencontohkan, video reels berdurasi 30–90 detik dari para peserta kampanye menyuarakan aksi iklim yang beredar di media sosial mampu menyentuh banyak hati. “Anak kita aja bisa. Kenapa kita enggak?” tambahnya menegaskan bahwa orangtua juga punya peran penting untuk berperan.

Sebagai orangtua, tentu kita ingin anak tumbuh dalam dunia yang bersih, sehat, dan aman. Dan dengan melihat bagaimana anak-anak muda bergerak lewat GLOW, kita punya harapan besar bahwa masa depan itu sedang diperjuangkan, sekarang juga!

Yuk, Dukung Anak Muda Bergerak!

Kalau Moms adalah ibu dari remaja atau bahkan Mama muda dari generasi Z, GLOW adalah ruang yang layak diperkenalkan. Bukan hanya soal lingkungan, ini soal membentuk karakter, kepedulian, dan masa depan.

ChildFund Indonesia percaya bahwa perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Lewat pendampingan anak dan pemberdayaan anak muda, mereka menunjukkan bahwa aksi iklim bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau aktivis, tapi juga tanggung jawab kita semua, termasuk para orangtua.

Jadi, Moms, yuk kita dukung gerakan anak muda peduli lingkungan demi masa depan anak-anak kita!