Ide Besar yang Menembus Prestasi Nasional, Inspirasi dari Siswa-siswi Sekolah Unggulan di Sragen
Tidak semua sekolah baru langsung punya banyak prestasi. Tapi cerita berbeda datang dari para murid SMA Unggulan Rushd di Sragen, Jawa Tengah. Meski sekolah swasta ini baru berdiri tiga tahun dan memiliki tiga angkatan siswa, namun karya dan penelitian para muridnya berhasil menembus kompetisi nasional.
Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, beberapa siswa berhasil menorehkan pencapaian istimewa pada tiga ajang nasional prestisius seperti Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI), Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI), serta Olimpiade Sains Nasional (OSN). Yang menarik, semua prestasi itu berawal dari rasa ingin tahu, keberanian mencoba, dan semangat untuk memecahkan masalah di sekitar mereka.
Naila dan Keresahan Soal Sampah
Naila Aini Bahri menjadi sorotan setelah mewakili sekolahnya di Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI), sebuah kompetisi literasi tingkat nasional yang menghimpun ribuan karya anak bangsa. Ajang ini diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Karya Naila lolos hingga hingga babak final dan sukses meraih medali emas! Apa yang ia buat? Sebuah inovasi digital bernama BinBuddy, yaitu website yang membantu masyarakat menemukan lokasi penyetoran sampah daur ulang yang dekat dengan domisili mereka. Harapannya, kemudahan ini dapat mendorong pengurangan sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan membantu menekan dampak kerusakan lingkungan.
Gagasan ini muncul dari keresahan akan sulitnya akses masyarakat terhadap bank sampah, meskipun minat untuk mengurangi sampah semakin tinggi.
Untuk menyempurnakan karyanya, Naila melakukan riset dan proses trial and error berbulan-bulan, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sragen yang terintegrasi dengan 8 bank sampah di kabupaten Sragen. Website ini juga memungkinkan nasabah mengumpulkan saldo dari sampah yang mereka setorkan, lalu mencairkannya ke rekening masing-masing.
Menurut Eko Sugiyanto, Kepala Sekolah SMA Rushd, perpaduan antara narasi yang kuat dan solusi konkret terhadap isu lingkungan inilah yang membuat karya Naila menonjol dan menarik perhatian para dewan juri nasional. “Capaian luar biasa ini diraih berkat karya yang dinilai memiliki kedalaman narasi, orisinalitas, relevansi sosial yang kuat, serta menawarkan solusi bagi permasalahan lingkungan melalui pemanfaatan teknologi terkini,” katanya.
Limbah Kulit Jeruk Menjadi Pembasmi Larva Nyamuk
Sementara itu, di ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat nasional, dua siswi Rushd yakni Najmakayla Shafaa Ditia Raharjo (ketua tim) dan Arshallina Azka Rahmadi (anggota), berhasil meraih medali perunggu.
Keduanya menghadirkan penelitian yang memanfaatkan limbah kulit jeruk manis (citrus sinensis) dan kulit pisang tanduk (musa paradisiaca) menjadi tablet efervesen sebagai biolarvasida.
Najmakayla mengungkapkan, biolarvasida merupakan zat dari ekstrak tumbuhan yang secara alami dapat membunuh larva nyamuk. Hasil penelitian menunjukkan tablet efervesen yang dilarutkan ke dalam genangan air -area yang paling rentan menjadi tempat berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk- memiliki efektivitas tinggi dalam menekan populasi nyamuk Aedes Aegypti, penyebab utama penularan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Gagasan memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi solusi kesehatan lingkungan membuat penelitian ini dinilai praktis dan relevan.
Menonjol di Sains
Pada Olimpiade Sains Nasional (OSN), kemampuan siswa SMA Rushd kembali terbukti. Farisi Achmad Al-Banna meraih medali perak bidang Informatika. Yang membanggakan, ini adalah pertama kalinya Farisi mengikuti kompetisi di tingkat nasional, namun ia berhasil menyingkirkan banyak finalis lain dari berbagai daerah, sebuah pencapaian menakjubkan.
Tidak hanya itu, dua siswa lainnya juga mendapat Honorable Mention di ajang yang sama. Mereka adalah Hanif Alfarizki Pratama untuk bidang studi Kimia, dan Mochammad Rigan Haryono untuk bidang studi Matematika.
Lingkungan yang Mendorong Murid Berani Berkarya
Prestasi ini bukan hasil yang muncul dalam semalam. Sejak berdiri pada 2023, SMA Rushd membangun pembinaan akademik yang sistematis, terarah, dan intensif. Para guru membimbing siswa dengan pendekatan yang personal dan progresif, dengan kultur belajar sekolah yang juga suportif dan ambisius.
Setiap siswa didorong mengeksplorasi minat, mencoba membuat karya, dan ikut kompetisi di bidang literasi, penelitian ilmiah, maupun sains. Lewat visi “Nurturing Well-rounded Changemakers Today” para tenaga pendidik menyiapkan murid menjadi pribadi yang cakap, berkarakter, dan mampu memberi kontribusi bagi masyarakat.
Dengan deretan prestasi yang diraih para siswa dan siswi dalam waktu singkat, SMA yang didirikan oleh Achmad Zaky, mantan CEO dari sebuah situs e-commerce ini berkomitmen untuk terus mencetak talenta muda yang cakap secara akademik, berkarakter kuat, serta mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
“Semua prestasi ini adalah awal dari perjalanan panjang dalam mencetak generasi yang adaptif, kreatif, dan siap bersaing di panggung nasional maupun internasional,” tutup Eko.