ads

Kisah Inspirasi Ketekunan Yisti Yisnika Bangun UMKM Fashion Lokal Sejak Bangku Kuliah

Novita Sari - Rabu, 25 Juni 2025
Oclo, UMKM fashion perempuan dengan visi menghadirkan produk yang inklusif, nyaman, dan mudah diakses oleh seluruh perempuan Indonesia. Foto: Ist
Oclo, UMKM fashion perempuan dengan visi menghadirkan produk yang inklusif, nyaman, dan mudah diakses oleh seluruh perempuan Indonesia. Foto: Ist
A A A

Di tengah pesatnya pertumbuhan industri fashion di Indonesia, peran generasi muda dalam mendorong inovasi dan membuka peluang usaha menjadi kian menonjol.

Salah satu kisah inspiratif datang dari Yisti Yinika (29), seorang pemudi yang memulai perjalanan bisnisnya dari usaha jastip (jasa titip) pakaian karya pelaku UMKM lokal. Dari pengalaman sederhana itu, Yisti membangun Oclo, UMKM fashion perempuan dengan visi menghadirkan produk yang inklusif, nyaman, dan mudah diakses oleh seluruh perempuan Indonesia.

Melalui konsistensi dan kemampuan beradaptasi di era digital, brand miliknya berkembang menjadi brand lokal yang menjanjikan, mengandalkan teknologi dan platform e-commerce seperti Shopee untuk terus tumbuh. 

"Dunia bisnis sama seperti jarum di dalam jerami, bila tidak tahu cara yang tepat dalam membangunnya. Keputusan memulai bisnis di usia 19 tahun saat masih kuliah menjadi salah satu keputusan terbaik dalam hidup saya. Berawal dari usaha jastipan, saya hanya bermodalkan kuota internet dan koper bagasi untuk menawarkan produk titipan. Keuntungan kecil dari usaha tersebut saya kumpulkan untuk membangun brand fashion Oclo yang resmi berdiri secara online di Shopee pada tahun 2016. Kala itu, saya melihat peluang besar dalam menyediakan pakaian anggun dan sopan bagi wanita berusia 16–40 tahun yang kerap kesulitan menemukan referensi busana saat bepergian. Usaha tidak menghianati hasil, performa bisnis terus bertumbuh. Di kampanye Big Ramadan Sale tahun ini, kami berhasil mengalami peningkatan pesanan lebih dari 4 kali lipat dibandingkan hari biasa,” cerita Yisti.

Membaca Peluang dari Balik Koper

Dengan pengalamannya dari usaha jastipan, Yisti mulai mengenali pola tren dan produk favorit konsumen. Ia pun memutuskan untuk memroduksi sendiri dan mendirikan brand sendiri, dipilih karena solid, mudah diingat, dan cukup fleksibel untuk ekspansi ke kategori lain. 

Strateginya berfokus pada adaptasi tren, pemanfaatan media digital, dan produktivitas tinggi. “Hampir tiap minggu kami rilis antara 10 sampai 25 artikel baru. Kami belajar dari fast fashion, tapi tetap menjaga kualitas. Kalau konsumen puas, mereka pasti akan kembali,” ujar Yisti.

Kini,Yisti aktif berinovasi dan berkreasi menciptakan berbagai varian produk yang mencakup blouse, hijab, celana, outer, rok, hingga tas, dengan gaya minimalis dan wearable. Setiap desain mempertimbangkan aktivitas dan kenyamanan pelanggan, mulai dari rutinitas kantor hingga acara santai, tanpa mengorbankan gaya. Prinsip tersebut menjadi benang merah dalam setiap koleksi yang dirilis.

Selama proses membangun, Yisti menghadapi berbagai tantangan, mulai dari kapasitas produksi hingga fluktuasi tren. “Dulu saya kerjakan semuanya sendiri dari desain, bungkus paket, kirim barang, sampai handle komplain. Tapi dari situ saya belajar banyak soal prioritas dan efisiensi,” tuturnya.

Kini, brandnya telah tumbuh menjadi brand yang dikenal luas dengan tim solid, sistem tertata, dan basis pelanggan yang berkembang secara organik. Mereka mengandalkan konsistensi kualitas dan pelayanan sejak hari pertama. Lewat bisnisnya, Yisti telah membuka lapangan kerja dan memberdayakan hingga lebih dari 90 talenta lokal dalam setiap lini produksi, menjadikan pertumbuhan bisnis selaras dengan kontribusi sosial yang berkelanjutan.

Lewat konsistensi bertahun-tahun dan strategi yang terus disesuaikan, brand telah tumbuh dari bisnis rumahan menjadi brand fashion yang memberi dampak sosial nyata. “Melalui ini, Alhamdulillah saya berhasil membuka lapangan pekerjaan baru, mulai dari tim kreatif, penjahit, produksi, pengemasan, hingga layanan pelanggan. Kedepannya, saya terus berkomitmen memberdayakan talenta lokal, menjadikan pertumbuhan bisnisnya selaras dengan pemberdayaan komunitas di sekitarnya,” tambah Yisti.

Transformasi Digital yang Membuka Peluang Baru

Perjalanan bersama toko oranye dimulai sejak tahun 2017, ketika Yisti masih menjalani kesibukan kuliah sembari merintis bisnis. Dengan waktu yang terbatas untuk membalas pesan dan menangani pesanan pelanggan secara manual, Yisti memutuskan untuk memanfaatkan e-commers tersebut sebagai platform utama agar operasional bisnisnya menjadi lebih efisien. 

Proses pemesanan yang awalnya bergantung pada percakapan manual mulai beralih ke sistem yang terotomatisasi, memungkinkan pelanggan melakukan pembelian kapan saja tanpa harus menunggu respons.

Cermat beradaptasi dan peka dalam membaca perilaku konsumen, mereka sangat aktif memanfaatkan fitur-fitur interaktif seperti Live, Video, dan Affiliate Program untuk meningkatkan keterlibatan dengan pelanggan. 

Siaran langsung melalui Live secara konsisten digunakan untuk menyapa pembeli, menampilkan detail produk secara interaktif, dan memberikan pengalaman belanja yang lebih personal. Strategi ini terbukti efektif, kontribusi Live mencapai hingga 35 persen dari total penjualan.

Partisipasi mereka dalam berbagai kampanye besar, menunjukkan hasil yang luar biasa. 

Menjawab Tren dan Menyusun Strategi di 2025

Di tahun 2025, Yisti mencermati perubahan tren fashion yang semakin mengarah pada gaya clean look dan fungsional, dengan dominasi warna-warna hangat seperti earth tone dan cokelat mahogany yang tampil netral dan mudah dipadupadankan. Model outfit yang ringkas, nyaman, namun tetap stylish menjadi kebutuhan utama perempuan aktif masa kini. 

Menjawab tren ini, mereka telah menyiapkan sejumlah koleksi spesial yang relevan dan adaptif, termasuk produk-produk favorit yang terus diproduksi ulang karena tingginya permintaan.

Perubahan perilaku belanja juga menjadi perhatian penting. Konsumen kini makin responsif terhadap konten visual dan interaktif, serta lebih percaya pada rekomendasi dari sesama pengguna. Oleh karena itu, strategi di 2025 berfokus pada penguatan ekosistem pemasaran berbasis komunitas. Lewat pendekatan community-driven, mereka menggandeng lebih banyak content creator dan affiliator untuk menjangkau pasar baru, dengan memanfaatkan Affiliate Program, serta fitur-fitur interaktif seperti Live dan Video. Selain memperkuat lini digital, mereka juga sedang menyiapkan langkah ekspansi offline dengan rencana pembukaan toko di sekitar Jakarta pada tahun ini.

Bagi anak muda yang ingin memulai bisnis, Yisti berpesan bahwa setiap perjalanan besar selalu dimulai dari langkah kecil. “Aku tidak punya latar belakang di bidang fashion, awalnya cuma jualan jastip sambil kuliah. Semua dijalani dengan belajar dari proses, banyak coba-coba, dan nggak takut buat salah. Yang penting terus konsisten dan terbuka untuk belajar. Tidak harus nunggu segalanya sempurna dulu baru memulai usaha, setiap hasil akan datang seiring waktu kalau kita jalanin dengan hati,” pungkas Yisti.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Hadir di PRJ 2025, Mesin Cuci Pintar Terbaru dengan Teknologi AI
img
Tampil Keren Tanpa Boros: Yuk Moms Manfaatkan Diskon Tengah Tahun di Ajang Big Fashion Sale!
img
Kisah Inspirasi Ketekunan Yisti Yisnika Bangun UMKM Fashion Lokal Sejak Bangku Kuliah
img
Cuaca Tak Pasti, Gaya Tetap Terkendali: Rekomendasi Outfit Ringan dan Hangat Sehari-hari