ads

Lawan Hoaks Kanker Leher Rahim di Era AI

Dwi Retno - Selasa, 18 November 2025
Lebih dari 1.900 konten hoaks terdeteksi sepanjang 2024,163 diantaranya terkait kesehatan terutama obat herbal dan vaksinasi (Foto : Freepik)
Lebih dari 1.900 konten hoaks terdeteksi sepanjang 2024,163 diantaranya terkait kesehatan terutama obat herbal dan vaksinasi (Foto : Freepik)
A A A

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital, penyebaran informasi kesehatan kini semakin cepat namun tidak selalu akurat, tak terkecuali terkait kanker leher rahim.

Saat ini, misinformasi seputar kesehatan masih menjadi tantangan. Data Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mencatat sepanjang 2024 ditemukan lebih dari 1.900 konten hoaks, dengan 163 di antaranya terkait isu kesehatan — utamanya mengenai vaksinasi dan obat herbal. Kondisi ini semakin menekankan pentingnya pemahaman masyarakat yang kuat dalam mencari informasi yang tepat, akurat, dan berbasis bukti ilmiah terkait kesehatan, di era kecerdasan buatan (AI) - utamanya terkait kanker leher rahim serta langkah pencegahannya, salah satunya melalui imunisasi HPV.

Urgensi penyebaran informasi yang tepat seputar kanker leher rahim dan imunisasi HPV disampaikan Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, MKM. “Dalam upaya menurunkan angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia, persebaran informasi yang tepat dan akurat memiliki peran yang sangat krusial. Edukasi yang tepat akan membantu masyarakat memahami bahwa kanker leher rahim adalah penyakit yang dapat dicegah, salah satunya melalui imunisasi HPV. Tak berhenti di edukasi, pemerintah terus berkomitmen memperluas cakupan imunisasi, bukan hanya bagi anak perempuan, tetapi juga anak laki-laki, sebagai bagian dari perlindungan komprehensif terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus HPV.”

Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), M.Si, menegaskan bahwa pemahaman yang benar tentang risiko infeksi HPV merupakan fondasi penting dalam upaya pencegahan. “Infeksi HPV itu sering tidak terlihat. Hari ini kita merasa sehat, tetapi 15–20 tahun kemudian, virus yang sama bisa berkembang menjadi berbagai kanker. Pada perempuan, infeksi virus HPV menyebabkan sekitar 71 persen kasus kanker leher rahim. Selain itu, HPV juga dapat menimbulkan kanker lainnya seperti, vulva, orofaring, hingga kutil kelamin - yang 90 persen dipicu oleh virus ini. Kabar baiknya, semua risiko tersebut bisa dicegah, salah satunya melalui Imunisasi HPV. Vaksin HPV sudah terbukti aman dan bermanfaat sejak pertama kali digunakan pada 2006, dan kini dipakai di lebih dari 130 negara. Jadi ini bukan hal baru, bukan percobaan. Ini langkah nyata untuk melindungi diri dan keluarga.”

MSD bersama Kemenkes Lawan Misinformasi Kanker Leher Rahim di Era AI
MSD bersama Kemenkes Lawan Misinformasi Kanker Leher Rahim di Era AI

Prof. Soedjatmiko juga mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam memilah informasi. “Jangan sampai kita termakan mitos atau hoaks dari media sosial, apalagi jika sumbernya bukan peneliti atau ahli imunisasi. Carilah informasi dari sumber yang benar, karena keputusan yang kita ambil hari ini menentukan kesehatan anak, cucu, keponakan, bahkan murid-murid kita di masa depan. Saya selalu bilang, pencegahan itu hadiah terbaik yang bisa kita berikan kepada mereka.”

Faktanya, teknologi kecerdasan buatan (AI) kini menjadi alat penting dalam mengakses informasi, tak terkecuali terkait kesehatan. Survei Katadata Insight Center mencatat 64,7 persen masyarakat telah menggunakan AI untuk mencari informasi, dan 70 persen di antaranya mempercayai konten yang dihasilkan AI.  Kondisi ini menunjukkan bahwa AI memiliki potensi besar untuk membantu penyebaran informasi kesehatan, namun juga menuntut tanggung jawab dalam menjaga akurasi dan empati dalam komunikasi publik.

Deputi Bidang Pembinaan Komunikasi Pemerintah Badan Komunikasi Pemerintah RI, Noudhy Valdryno, menyampaikan, “Pemerintah terus berupaya memperkuat ekosistem komunikasi publik yang sehat dan terpercaya, khususnya di era informasi berbasis kecerdasan buatan. Setiap individu memiliki peran penting dalam memerangi hoaks, misinformasi, dan disinformasi, termasuk di bidang kesehatan. Karena satu informasi yang keliru dapat menimbulkan dampak luas, mulai dari keresahan hingga keputusan yang salah dalam menjaga kesehatan keluarga. Pemerintah berkomitmen untuk terus melawan hoaks secara kolaboratif — bersama media, akademisi, dan mitra strategis seperti MSD Indonesia — agar ruang digital kita tetap menjadi tempat yang aman untuk berbagi informasi yang benar dan bermanfaat bagi masyarakat, khususnya terkait isu kesehatan.”

Lebih lanjut, Country Medical Lead MSD Indonesia, dr. Amrilmaen Badawi, MBiomedSc berbagi langkah yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran misinformasi seputar kanker kesehatan, termasuk kanker leher rahim. “Teknologi dan AI memberi peluang besar dalam penyebaran informasi kesehatan, namun tanggung jawab menjaga akurasi tetap ada pada kita semua. Langkah sederhana seperti memeriksa sumber referensi, memastikan rujukan kredibel, berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, dan tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya sangat penting dilakukan.”

“Dalam konteks kanker leher rahim, informasi yang benar membantu masyarakat memahami pentingnya pencegahan melalui imunisasi HPV dan deteksi dini. Karena itu, MSD Indonesia berkomitmen terus mendukung edukasi media dan masyarakat agar ruang digital menjadi lebih sehat dan terpercaya,” tutup dokter Amril.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Lawan Hoaks Kanker Leher Rahim di Era AI
img
Gula Tambahan (Sukrosa) Seringkali Ngumpet di Produk Anak, Ini Cara Agar Anak Tumbuh Cerdas dan Sehat Tanpa Kelebihan Gula
img
Atasi Obesitas, Kendalikan Diabetes: Saatnya Hempaskan Dua Sisi Krisis Kesehatan Indonesia!
img
Pencernaan Sehat Bikin Anak Siap Bersosialisasi dan Berani Berekspresi