ads

Lebih dari Sekadar Masalah Estetika, Varises dan Wasir dengan Metode Pengobatan Terkini

Novita Sari - Minggu, 22 Juni 2025
dr. Bayu Agung Alamsyah, Sp.B, Subsp.BVE(K), FICS, C.Sk, AIFO-K., Dokter spesialis bedah dan Subspesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular (Konsultan) Eka Hospital PIK. Foto: Novi
dr. Bayu Agung Alamsyah, Sp.B, Subsp.BVE(K), FICS, C.Sk, AIFO-K., Dokter spesialis bedah dan Subspesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular (Konsultan) Eka Hospital PIK. Foto: Novi
A A A

Seringkali, ketika mendengar kata varises, yang terbayang adalah urat-urat menonjol berwarna kebiruan di kaki, umumnya pada orang tua. Namun, tahukah kamu bahwa varises tidak hanya menyerang usia lanjut dan merupakan bagian dari kondisi yang lebih luas bernama Chronic Venous Insufficiency (CVI)? 

Begitu pula dengan hemoroid atau wasir, yang seringkali dianggap remeh padahal dapat mengganggu kualitas hidup secara signifikan. 

Mari kita selami lebih dalam kedua kondisi tersebut bersama dr. Bayu Agung Alamsyah, Sp.B, Subsp.BVE(K), FICS, C.Sk, AIFO-K., Dokter spesialis bedah dan Subspesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular (Konsultan) Eka Hospital PIK.

Memahami Varises: Bukan Hanya Soal Urat Menjuntai

dr. Bayu menjelaskan bahwa varises adalah salah satu dari enam gejala CVI, kondisi dimana vena (pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung) tidak berfungsi optimal. Berbeda dengan arteri yang memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh, vena, khususnya di kaki, harus melawan gravitasi untuk mengalirkan darah kembali ke atas.

"Pembuluh darah vena di tungkai dibekali dengan katup satu arah," terang dr. Bayu saat Media Meet Up-Eka Hospital PIK pada Jumat, 20 Juni 2025 di Mewatu Coffee & Gallery, Jl. KH. Ahmad Dahlan No.11, Kramat Pela, Jakarta Selatan. "Katup ini terbuka saat darah mengalir ke atas dan menutup saat darah mencoba turun kembali karena gravitasi, memastikan aliran darah tetap searah menuju jantung," ucap dr. Bayu.

Pada pasien CVI, katup-katup ini rusak atau lemah, sehingga darah yang seharusnya naik ke atas justru "bocor" kembali ke bawah. Penumpukan darah ini memicu serangkaian gejala:

Fase Awal (Stadium 2): Varises Darah yang mengendap menyebabkan pembuluh darah melebar dan terlihat menonjol. Ini adalah gambaran varises yang paling umum dikenal.

Fase Lanjut (Stadium 3): Edema (Bengkak) Jika darah terus menumpuk, pembuluh darah mulai "bocor halus," menyebabkan cairan merembes ke jaringan sekitar dan menimbulkan edema atau pembengkakan. "Pasien sering mengeluh kaki terasa berat atau pegal setelah berjalan atau duduk/berdiri lama, dan membaik jika kaki diangkat," jelas dr. Bayu.

Perubahan Kulit (Stadium 4): Hiperpigmentasi Sel darah merah yang bocor ke kulit dan tidak bisa kembali ke atas akan pecah setelah 75 hari. Komponen heme dari sel darah merah yang pecah ini akan mewarnai area sekitar pembuluh darah, menyebabkan kulit menjadi kehitaman (hiperpigmentasi).

Luka yang Sulit Sembuh (Stadium 5 & 6): Ulkus Vena Tekanan tinggi di kaki akibat penumpukan darah dapat menyebabkan luka. "Banyak orang mengira luka di kaki selalu karena diabetes, padahal CVI juga bisa jadi penyebabnya," tegas dr. Bayu. Pada stadium 5, luka bisa sembuh, namun pada stadium 6, luka menjadi kronis dan sulit untuk pulih (ulkus vena).

Risiko Infeksi (Selulitis) Bengkak dan pelebaran pori-pori kulit dapat merusak fungsi kulit sebagai pelindung, memudahkan bakteri masuk dan menyebabkan selulitis, infeksi kulit yang biasanya dikaitkan dengan diabetes, namun juga sering ditemukan pada pasien CVI.

Faktor Risiko Varises: Lebih dari Sekadar Usia

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami varises:

  • Usia: Katup vena cenderung melemah seiring bertambahnya usia.
  • Gaya Hidup dan Obesitas: Berat badan berlebih meningkatkan tekanan pada vena. Berdiri atau duduk terlalu lama juga menghambat aliran darah.
  • Kehamilan (Multipara): Peningkatan tekanan di perut akibat kehamilan dapat menekan vena cava inferior, vena besar di perut, yang memengaruhi aliran darah balik dari kaki.
  • Mengangkat Beban Berat: Aktivitas ini meningkatkan tekanan intra-abdominal yang dapat membebani vena di kaki.
  • Penggunaan Sepatu Hak Tinggi: Hak tinggi membuat otot betis kaku, menghambat fungsi "pompa" otot betis yang membantu mendorong darah ke atas.
  • Genetik: Kecenderungan genetik juga berperan.

Diagnosis dan Penanganan Varises: Solusi Modern Tanpa Sayatan

Diagnosis varises dilakukan dengan USG, untuk melihat apakah pembuluh darah membesar (lebih dari 3 mm) dan apakah ada refluks (aliran darah balik ke bawah).

"Varises stadium 2 ke atas sudah bisa dipertimbangkan untuk terapi," ujar dr. Bayu. Terapi yang tersedia bervariasi dari penanganan suportif hingga bedah minimal invasif:

Terapi Suportif: Elevasi tungkai, modifikasi gaya hidup, obat-obatan flavonoid, dan stoking kompresi khusus (graduated compression) yang didesain dengan tekanan berbeda untuk membantu aliran darah ke atas.

Terapi Minimal Invasif:

Endovenous Laser Ablation (EVLA) dan Radiofrequency Ablation (RFA): Menggunakan panas laser atau gelombang radio untuk menutup vena yang rusak.

Endovenous Microwave Ablation (EMWA): Teknologi microwave yang lebih canggih untuk menutup vena.

Clarivein (Mekanik dan Skleroterapi): Alat yang merusak dinding vena sambil menyuntikkan obat skleroterapi.

Endovenous Glue (LEM Vena): Menggunakan lem khusus medis untuk menutup vena.

"Tujuan dari terapi ini adalah menutup vena superficial yang rusak, sehingga seluruh aliran darah dialihkan melalui vena dalam yang sehat," jelas dr. Bayu. "Vena dalam memang didesain lebih kuat," tandasnya.

Hemoroid (Wasir): Varises di Area yang Sensitif

Mirip dengan varises di kaki, hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena yang terjadi di area anus atau rektum. dr. Bayu membagi hemoroid internal menjadi empat grade:

Grade 1: Pendarahan menetes saat BAB, namun tidak keluar dari anus.

Grade 2: Keluar saat BAB, namun bisa masuk spontan.

Grade 3: Keluar saat BAB, tidak bisa masuk spontan, tapi bisa didorong masuk.

Grade 4: Keluar dan tidak bisa didorong masuk, terlihat seperti kembang kol.

Gejala hemoroid bisa berupa benjolan di sekitar anus, nyeri, gatal, atau pendarahan saat BAB (darah segar). "Jika ada pendarahan BAB berwarna hitam, itu menandakan pendarahan di saluran cerna atas karena kontak dengan asam lambung," imbuh dr. Bayu.

Penyebab dan Penanganan Hemoroid

Penyebab hemoroid umumnya mirip dengan varises, yaitu peningkatan tekanan di perut:

  • Kehamilan: Tekanan dari rahim yang membesar.
  • Konstipasi Kronis: Mengejan berlebihan saat BAB.
  • Duduk Terlalu Lama: Menghambat aliran darah di area panggul.
  • Batuk Kronis: Batuk berulang dapat meningkatkan tekanan intra-abdominal.
  • Genetik, Usia, Diet, Dehidrasi, dan Anal Intercourse.

Penanganan hemoroid bervariasi:

  • Modifikasi Gaya Hidup: Konsumsi serat lebih banyak, minum cukup air, dan menghindari mengejan berlebihan.
  • Obat-obatan: Flavonoid dan obat topikal (salep).
  • Operasi: Jika hemoroid sudah masuk grade 2 dengan pendarahan aktif, atau grade 3-4. Dahulu, operasi hemoroid dilakukan secara terbuka dan sangat nyeri. Kini, tersedia pilihan minimal invasif seperti laser hemoroid yang minim rasa sakit dan mempercepat pemulihan.

Varises dan hemoroid adalah dua kondisi umum yang seringkali dianggap sepele. Namun, dengan pemahaman yang tepat tentang penyebab, gejala, dan pilihan penanganan modern, kamu dapat mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan pembuluh darah kamu dan meningkatkan kualitas hidup. Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter jika kamu mengalami gejala-gejala tersebut.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Lebih dari Sekadar Masalah Estetika, Varises dan Wasir dengan Metode Pengobatan Terkini
img
Inovasi Gizi untuk Generasi Baru, Hadirkan Solusi Terbaik untuk Tumbuh Kembang si Kecil
img
Cerita Caca Tengker Tentang Gula dan Si Kecil: Ketika Manis Berubah jadi Tantrum
img
4 Permasalahan Umum Saluran Cerna Anak