Mengupas Peran Vital Kulit Bayi dalam Tumbuh Kembang si Kecil
Sebagai ibu, Moms tentu menginginkan yang terbaik untuk si buah hati. Dalam keseharian merawat bayi, fokus orang tua umumnya tertuju pada nutrisi, stimulasi, dan milestone perkembangan. Ada satu organ dan sering terlupakan dalam perawatan bayi, yakni kulit.
Menurut dr. Damar Prasetya, Sp.A, M.Sc., M.Psi, kulit bayi justru menjadi organ terbesar yang memiliki peran sangat penting dalam kesehatan dan tumbuh kembang anak. “Banyak yang tidak sadar, kulit adalah organ terbesar dan pelindung utama tubuh. Jika kulit rusak, kuman dan iritan lebih mudah masuk,” tutur dr. Damar saat ditemui dalam sebuah talkshow kesehatan di sela kegiatan Kick Off program kolaborasi WINGS Group dan Alfamart - Sahabat Posyandu, di gerai Drive Thru Gading Serpong, Tangerang (20/11).
Fungsi kulit bayi sangat luas, mulai dari menjaga suhu tubuh, melindungi dari polusi dan kuman, hingga menjadi media sensori untuk stimulasi otak. Sentuhan, pelukan, dan pijatan yang diterima bayi melalui kulit berperan besar dalam proses belajar dan kenyamanan emosional mereka. “Kalau kulitnya gatal atau iritasi, bayi pun sulit menerima stimulasi dan tidurnya terganggu,” tambah Dokter Spesialis Anak tersebut.
Kulit Bayi Tipis dan Rentan
Ia mengatakan, struktur kulit bayi jauh lebih tipis dibandingkan orang dewasa, bahkan hingga lima kali lebih tipis. Hal ini membuat kulit bayi lebih rentan terhadap iritasi, kering, dan mudah ditembus zat asing. Karena itu, menjaga kelembapan kulit bayi sangat krusial. “Kerusakan kulit bukan sekadar masalah estetika, tetapi juga membuat zat iritan dan kuman lebih mudah masuk ke pembuluh darah,” jelas dr. Damar.
Ia mengingatkan bahwa masalah kulit seperti ruam, eksim, atau gatal dapat mengganggu tiga aktivitas utama bayi yaitu: makan/minum, stimulasi, dan tidur. Jika kulit bermasalah, kualitas tidur bayi menurun, padahal tidur adalah waktu emas untuk pertumbuhan otak.
Ruam Popok dan Pilihan Produk Perawatan
Lebih lanjut, dr. Damar menerangkan bahwa salah satu masalah kulit paling umum pada bayi adalah ruam popok. Ia menegaskan pentingnya pemilihan popok yang lembut, cepat menyerap, dan berukuran pas untuk mencegah iritasi. “Ruam popok bukan hal normal. Jika terjadi, berarti ada yang perlu diperbaiki, baik dari pemilihan produk maupun cara perawatan,” ujarnya.
dr. Damar juga menekankan pentingnya mengganti popok secara rutin dan tepat untuk mencegah ruam. Ia menyarankan agar popok diganti setiap 3-4 jam atau lebih sering jika diperlukan. Jangan menunggu sampai terlalu penuh, basah atau kotor. “Sebelum mengenakan popok baru, pastikan kulit bayi dibersihkan dengan lembut dan dikeringkan sepenuhnya. Pilihan popok yang lembut, cepat menyerap, dan pas di tubuh bayi sangat disarankan untuk mengurangi risiko iritasi,” katanya.
Lebih lanjut, dr. Damar mengingatkan bahwa jika muncul tanda-tanda kemerahan pada kulit bayi, segera beri area tersebut waktu untuk “bernapas” dan gunakan salep pelindung bila perlu. Dengan perawatan sederhana ini, kesehatan dan kenyamanan kulit bayi dapat terjaga dengan optimal.
Selain popok, produk mandi juga harus diperhatikan. Sabun dewasa, apalagi yang terlalu wangi atau mengandung antibakteri kuat, tidak aman untuk kulit bayi yang sensitif. “Gunakan sabun bayi yang lembut dan pastikan produk memiliki formulasi yang aman," sarannya.
Pakaian dan cucian pun bisa menjadi sumber iritasi jika tidak menggunakan deterjen atau pelembut khusus bayi. dr. Damar menyarankan agar cucian bayi dipisahkan dari cucian orang dewasa dan dibilas sempurna agar tidak ada residu yang menempel.
Perawatan Sederhana, Dampak Besar
Kulit yang sehat membantu bayi tidur nyenyak, menerima stimulasi optimal, dan terlindungi dari infeksi maupun alergi. Merawat kulit bayi tidak harus rumit: cukup pastikan semua produk yang digunakan mulai dari popok, sabun, hingga deterjen, benar-benar sesuai untuk kulit bayi.
“Dengan kulit yang sehat, bayi akan lebih nyaman, aktif, dan tumbuh kembangnya optimal," tutup dr. Damar.
Sesi edukasi kesehatan ini merupakan bagian dari rangkaian program Sahabat Posyandu, sebagai bagian dari komitmen menghadirkan akses layanan kesehatan ibu dan anak yang lebih merata dan mudah dijangkau. Program kolaborasi ini akan digelar selama enam bulan di lebih dari 200 titik lokasi dengan target menjangkau sekitar 20.400 penerima manfaat.
Salah satu inovasi program ini adalah pemanfaatan halaman ritel untuk lokasi posyandu terpadu, sehingga layanan cek kesehatan, konsultasi gizi, dan edukasi tumbuh kembang anak dapat menjangkau masyarakat lebih luas.
Program edukasi kesehatan keluarga Sahabat Posyandu disusun dalam tiga fase, yakni:
- Edukasi perawatan pakaian bayi dan balita, menekankan pentingnya memilih pelembut pakaian yang lembut, mengandung bahan alami seperti chamomile oil, dan telah teruji dermatologi untuk mencegah iritasi kulit. Kegiatan ini digelar di lebih dari 60 lokasi pada November 2025 hingga Januari 2026, menyasar 6.000 ibu dan anak di 34 kota/kabupaten.
- Edukasi kebersihan diri, dengan menyoroti penggunaan sabun mandi khusus bayi yang dapat menjaga kelembapan kulit hingga 12 jam, serta melindungi kulit sensitif dari ujung kepala hingga kaki.
- Edukasi pencegahan ruam, mengajak orang tua memahami pentingnya memilih popok yang lembut dan cepat menyerap, serta mengenali tanda-tanda awal iritasi. Kampanye anti ruam juga digulirkan agar orang tua semakin waspada terhadap risiko ruam popok dan dampaknya pada kenyamanan serta tumbuh kembang bayi.
Corporate Communications General Manager Alfamart, Rani Wijaya, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi ini. “Program Sahabat Posyandu yang kami gagas sejak awal tahun 2023 telah menjangkau puluhan ribu ibu dan anak. Dengan kolaborasi ini, kami berharap skala dan manfaat program semakin kuat dan semakin banyak ibu dan anak yang menerima manfaat nyata,” ujar Rani.
Sheila H. Kansil, Head of Corporate Communication & CSR WINGS Group, menyampaikan bahwa kolaborasi ini memperkuat upaya dalam menghadirkan dampak sosial yang relevan dan berkelanjutan. “Dengan dukungan produk Baby Happy, Kodomo Baby dan SoKlin Softener Fine and Comfort, diharapkan kegiatan ini bisa semakin memperkuat edukasi mengenai kesehatan, kebersihan, serta kenyamanan keluarga,” ujar Sheila.
Program Sahabat Posyandu akan berlangsung secara bertahap hingga Mei 2026. Melalui pendekatan edukatif, preventif, dan kolaboratif, kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat upaya peningkatan kualitas kesehatan keluarga Indonesia.