

Perhompedin Jakarta Gelar Seminar Awam Deteksi Dini dan Penyintas Kanker untuk Edukasi Masyarakat

Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik (Perhompedin) cabang Jakarta menggelar acara edukasi kanker yang ditujukan untuk masyarakat umum. Acara ini merupakan bagian dari peringatan Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada bulan Februari.
Berbeda dari acara-acara ilmiah sebelumnya yang lebih sering ditujukan untuk kalangan dokter, kali ini Perhompedin berupaya menjangkau masyarakat luas, terutama para penderita dan penyintas kanker, untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang penyakit kanker dan pengobatannya.
"Kami melihat adanya kebutuhan yang besar dari masyarakat untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang kanker dan obat-obatan kanker," ungkap dr. Ronald A. Hukom, MHSc, SpPD, K-HOM, FINASIM, Ketua Perhompedin Cabang Jakarta saat ditemui di acara World Cancer Day 2025, Seminar Awam Deteksi Dini dan Penyintas Kanker di Ballroom C Lt.2 Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Kamis, 27 Februari 2025.
Perhompedin juga menyoroti pentingnya pencegahan dan deteksi dini kanker. Banyak pasien yang datang ke rumah sakit khusus kanker, seperti RS Dharmais, sudah berada dalam stadium lanjut, sehingga pengobatannya menjadi lebih sulit dan membutuhkan biaya yang lebih besar.
"Kami ingin mengedukasi masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini," kata dr. Ronald. "Dengan demikian, diharapkan lebih banyak kasus kanker yang bisa dideteksi pada stadium awal, sehingga peluang kesembuhannya lebih tinggi," ucapnya.
dr. Ronald pun mencontohkan, pentingnya deteksi dini pada kasus kanker payudara. “Pada wanita dengan kanker payudara stadium awal (IA atau IIA/IIB), tingkat kelangsungan hidup 5 tahun bisa mencapai 99%. Namun, angka ini menurun drastis menjadi sekitar 87% pada stadium lanjut (IIA/IIB dan III) dan hanya sekitar 32% pada stadium IV, ketika kanker telah menyebar ke organ lain. Ini adalah contoh nyata,” ujar dr. Ronald.
Acara edukasi ini difokuskan pada upaya pencegahan dan deteksi dini kanker. Perhompedin mengajak masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, dan menghindari makanan yang berisiko meningkatkan kanker seperti makanan-makanan instan atau olahan serta makanan yang mengandung pengawet. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk melakukan deteksi dini secara rutin, terutama pada usia tertentu.
"Misalnya, wanita di atas usia 40 tahun sebaiknya mulai melakukan mamografi atau pemeriksaan payudara secara rutin," saran dr. Ronald. "Pemeriksaan sederhana seperti tes darah samar pada tinja juga bisa dilakukan untuk mendeteksi kanker usus. Pada para perokok juga disarankan untuk melakukan deteksi dini," tambahnya.
Tren Kanker pada Usia Muda
Salah satu fenomena yang menjadi perhatian adalah semakin banyaknya kasus kanker yang terjadi pada usia muda. Perhompedin menduga bahwa hal ini berkaitan erat dengan perubahan gaya hidup, terutama pola makan yang kurang sehat.
"Kebiasaan mengonsumsi makanan instan dan olahan yang kurang sehat diduga menjadi salah satu faktor pemicu kanker pada usia muda," jelas dr. Ronald. "Selain itu, faktor lain seperti kurangnya aktivitas fisik dan paparan zat karsinogenik juga perlu diwaspadai," sebutnya.
Menurut dr. Ronald, meskipun faktor genetik juga berperan, namun persentasenya relatif kecil, yaitu kurang dari 10%. "Kebanyakan kasus kanker pada usia muda diduga disebabkan oleh faktor lingkungan dan gaya hidup," cetusnya.
Harapan untuk Masyarakat
Melalui acara edukasi ini, Perhompadin berharap masyarakat menjadi lebih sadar akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini kanker. Dengan demikian, diharapkan lebih banyak kasus kanker yang bisa dideteksi pada stadium awal, sehingga peluang kesembuhannya lebih tinggi.
"Kami juga berharap masyarakat tidak lagi ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Deteksi dini adalah kunci untuk mengalahkan kanker," pungkas dr. Ronald.