

Pulihkan Pendengaran dengan Timpanoplasti, Tindakan Minimal Invasive untuk Atasi Gendang Telinga Berlubang

Apakah si kecil sedang mengalami penurunan pendengaran, telinga berdenging, atau adanya cairan yang keluar dari telinga? Waspada, kondisi ini bisa jadi indikasi perforasi membran timpani atau adanya lubang pada gendang telinga lho Moms.
dr. Ashadi Budi, Sp. T.H.T.B.K.L, Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, menjelaskan gendang telinga atau membran timpani adalah struktur tipis yang berfungsi menerima gelombang suara dari luar dan meneruskannya ke telinga tengah. Ketika gendang telinga bermasalah, pendengaran dapat terganggu. Salah satu masalah yang umum terjadi adalah perforasi membran timpani, yakni adanya robekan atau lubang pada lapisan tipis yang memisahkan saluran telinga dari telinga tengah.
Lubang pada gendang telinga sering kali disebabkan oleh infeksi kronis, trauma, atau barotrauma (cedera yang terjadi akibat perubahan tekanan udara secara mendadak). Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami penurunan pendengaran, risiko infeksi berulang, hingga gangguan dalam berkomunikasi. Hal-hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap penurunan kualitas hidup. Oleh karena itu, sebaiknya waspada jika si kecil mengalami beberapa gejala gendang telinga berlubang sebagai berikut:
- Penurunan atau kehilangan pendengaran
- Terasa berdering di telinga (tinnitus)
- Adanya cairan yang keluar dari telinga
- Nyeri telinga yang sangat tajam dan terjadi secara mendadak
- Ada sensasi berputar (vertigo)
- Pusing
- Mual atau muntah akibat vertigo
Ketika gendang telinga berlubang tidak segera ditangani, maka tidak ada lagi penghalang masuknya kuman dari luar ke telinga bagian dalam. Hal ini dapat menyebabkan infeksi dan peradangan pada telinga tengah bernama otitis media supuratif kronik (OMSK) atau yang lebih dikenal dengan istilah ‘congek’. Kondisi ini ditandai dengan keluarnya cairan dari telinga secara terus-menerus atau hilang timbul. Jika tidak ditangani dengan baik, OMSK dapat menyebabkan gangguan pendengaran, bahkan komplikasi lainnya.
Kini, lubang pada gendang telinga bisa diatasi Moms. Yaitu, dengan timpanoplasti merupakan tindakan untuk menutup lubang pada gendang telinga (dengan atau tanpa rekonstruksi tulang pendengaran). Prosedur bedah minimal invasive ini bertujuan memperbaiki gendang telinga, mengembalikan fungsi pendengaran secara optimal, dan mencegah terjadinya infeksi.
Sebelum menjalani tindakan timpanoplasti, pasien akan diarahkan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher. Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan audiometri dan CT scan jika diperlukan. Selain itu, pasien juga akan diminta untuk berpuasa dan menghentikan obat tertentu sebelum tindakan operasi.
Proses tindakan timpanoplasti melibatkan beberapa tahapan, diawali dengan penggunaan anestesi umum, dilanjutkan dengan pengambilan jaringan cangkok dari sekitar telinga, kemudian proses penambalan lubang melalui liang telinga atau dengan sayatan kecil. Tindakan timpanoplasti diharapkan dapat memperbaiki pendengaran pasien secara bertahap, mengurangi infeksi telinga berulang, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan oleh pasien pasca tindakan, antara lain:
- Jika telinga terasa penuh, sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter
- Cegah air masuk ke telinga dan hindari aktivitas berat
- Penyembuhan membutuhkan waktu beberapa minggu hingga bulan
- Selama 1 bulan setelah operasi, tidak boleh mengalami perubahan tekanan udara (naik pesawat atau mendaki gunung/puncak)
- Hindari membuang ingus dengan keras atau menyedot-nyedot ingus
Meski timpanoplasti dapat dijalani oleh pasien dari segala usia, tetapi setiap individu memiliki kondisi yang berbeda-beda, seperti tingkat keparahan penyakit atau aktivitas harian. Oleh karena itu, pemeriksaan menyeluruh oleh dokter spesialis T.H.T.B.K.L sangat penting sebelum memutuskan operasi timpanoplasti.