

Terapi Sel Punca, Dukung Kelangsungan Hidup Pasien melalui Terapi Regeneratif yang Inovatif

Perkembangan pesat dalam dunia medis telah mendorong kebutuhan akan pendekatan pengobatan yang lebih terfokus dan tepat. Menjawab tantangan ini, Prodia, salah satu pionir layanan kesehatan di Indonesia, mengambil langkah strategis dengan mengakuisisi 30% saham PT Prodia StemCell Indonesia (ProStem).
Kolaborasi ini menandai era baru dalam pengembangan terapi sel punca dan kedokteran presisi di tanah air, dengan tujuan utama untuk mendukung kelangsungan hidup pasien melalui terapi regeneratif yang inovatif.
Mendukung Kelangsungan Hidup Pasien
Pada kesempatan temu media, Senin, 14 Juli 2025 di Jakarta, Cynthia Retna Sartika-Direktur PT Prodia StemCell Indonesia mengatakan, pihaknya hadir dengan misi yang sangat mulia yaitu "Mendukung kelangsungan hidup pasien melalui terapi regeneratif." “Misi ini bukan sekadar kalimat, melainkan komitmen untuk menghadirkan solusi pengobatan yang efektif bagi kondisi medis yang sulit ditangani dengan metode konvensional,” kata Cynthia.
Terapi sel punca, atau stem cell, lanjut Cynthia, menawarkan harapan baru bagi banyak pasien dengan kemampuannya meregenerasi sel dan jaringan yang rusak. “Kami juga bercita-cita menjadi perusahaan terapi sel terbesar di Asia, mendorong kemajuan medis di tingkat regional,” ujarnya.
Potensi Pasar dan Penyakit yang Ditangani
Pasar global untuk produk sel punca menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 12,5%.
Di Indonesia, terapi sel punca juga banyak diaplikasikan untuk osteoartritis, diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker, cedera tulang belakang, dan penyakit autoimun.
Perkembangan penelitian uji klinis sel punca di dunia juga terus meningkat, dengan lebih dari 8.000 uji klinis yang terdaftar, menunjukkan antusiasme dan potensi besar dalam bidang ini.
Dari Riset ke Aplikasi Klinis Berstandar Global
Diceritakan oleh Cynthia, perjalanan ProStem dimulai pada tahun 2010, berlandaskan filosofi "India" (Innovation, Development, Application). “Kami berkomitmen untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan, menciptakan ekosistem baru dalam teknologi sel punca di Indonesia,” ucapnya.
Awalnya, mereka fokus pada stemcell banking (penyimpanan sel punca), namun seiring berjalannya waktu, mereka mendapatkan izin untuk memproses sel punca untuk aplikasi klinis dari sel diri sendiri.
Kini, mereka telah bertransformasi menjadi fasilitas berstandar tinggi. Menjadikannya sebagai laboratorium pertama di Indonesia dalam bidang sel punca. Tidak hanya menjadi tempat produksi, tetapi juga pusat kontrol kualitas, riset, penyimpanan, dan bahkan pusat pelatihan dan edukasi.
Bukti Ilmiah dan Inovasi dalam Uji Klinis
Mereka telah terlibat dalam 19 penelitian dan mendaftarkan 15 uji klinis, sebuah bukti komitmen terhadap validasi ilmiah. Beberapa uji klinis yang sedang berjalan dan akan datang meliputi:
- Osteoartritis: Bekerja sama dengan Persatuan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) di berbagai rumah sakit di Jawa Tengah.
- Cerebral Palsy: Menunjukkan potensi untuk perbaikan gerak pada anak-anak.
- Young Heart Infection dan Brain Injury: Penelitian untuk kondisi jantung dan cedera otak.
- Retinitis Pigmentosa: Menargetkan penyakit degeneratif mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
Selain itu, mereka juga sedang mengembangkan layanan terapi sekretom, sebuah inovasi yang memanfaatkan zat-zat yang dikeluarkan oleh sel punca untuk menstimulasi perbaikan tubuh.
Mereka pun berbagi kisah inspiratif dari pasien yang telah merasakan manfaat terapi sel punca. Mulai dari pemulihan pasca-operasi yang lebih cepat hingga perbaikan kondisi luka kronis yang sulit sembuh, testimoni ini menegaskan dampak positif dari layanan ini.
Mengintegrasikan layanan laboratorium dan klinik untuk memberikan solusi kesehatan yang lebih komprehensif, ini adalah langkah maju yang signifikan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas terapi sel punca di Indonesia, mewujudkan cita-cita bangsa untuk menjadi tuan rumah bagi kemajuan teknologi medisnya sendiri.