ads

Atasi Obesitas, Kendalikan Diabetes: Saatnya Hempaskan Dua Sisi Krisis Kesehatan Indonesia!

Efa Trapulina - Jumat, 14 November 2025
Para narasumber dalam diskusi media bertajuk “Obesitas Teratasi, Diabetes Terkendali“ dalam rangka Hari Diabetes Dunia 2025 yang digelar oleh Novo Nordisk Indonesia di Jakarta (Foto: Efa)
Para narasumber dalam diskusi media bertajuk “Obesitas Teratasi, Diabetes Terkendali“ dalam rangka Hari Diabetes Dunia 2025 yang digelar oleh Novo Nordisk Indonesia di Jakarta (Foto: Efa)
A A A

Hari Diabetes Sedunia yang diperingati pada tanggal 14 November setiap tahunnya, merupakan momen penting untuk kembali meningkatkan kesadaran masyarakat. Tapi Moms, Indonesia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit: angka obesitas dan diabetes terus naik, saling berkaitan, dan memperberat beban kesehatan masyarakat.

Menurut IDF Diabetes Atlas edisi ke-11 tahun 2024, sebanyak 20,4 juta orang Indonesia hidup dengan diabetes, dan jumlah ini diperkirakan melonjak menjadi 28,6 juta pada tahun 2050. Situasi obesitas pun tidak kalah mengkhawatirkan. Survei Kesehatan Indonesia 2023 mencatat 23,4% orang dewasa mengalami obesitas, sementara obesitas sentral mencapai 36,8% pada penduduk usia di atas 15 tahun. Indonesia, kini menjadi negara ke negara ke-5 tertinggi di dunia dengan jumlah orang dewasa dengan diabetes.

Dampaknya bukan hanya pada kesehatan. Penelitian Institut Pertanian Bogor menunjukkan, kerugian ekonomi akibat obesitas mencapai Rp 78,478 miliar per tahun, menegaskan bahwa masalah ini sudah menjadi krisis nasional.

Obesitas Lebih dari Sekadar Berat Badan

Obesitas sering disalahpahami sebagai persoalan berat badan semata. Padahal sebenarnya obesitas adalah kondisi medis kronis dengan berbagai konsekuensi serius: mulai dari diabetes tipe 2, penyakit jantung, hipertensi, hingga beberapa jenis kanker.

“Lemak viseral -lemak yang di simpan di dalam rongga perut- dapat memicu resistensi insulin dan inflamasi berkepanjangan, yang kemudian membuka jalan munculnya diabetes,” terang dr. Dicky L. Tahapary, Sp.PD, K-EMD, Ph.D, dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes pada acara Diskusi Media Novo Nordisk Indonesia bertajuk “Obesitas Teratasi, Diabetes Terkendali” dalam rangka Hari Diabetes Sedunia 2025 di Jakarta (13/11).

Kementerian Kesehatan sendiri telah menerbitkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Obesitas, yang menekankan penanganan bertahap seperti: perbaikan pola makan, aktivitas fisik, tidur, kemudian jika diperlukan, terapi medis yang disesuaikan dengan kondisi pasien.

Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengingatkan bahwa tren obesitas bukan sekadar angka. “Sekitar 1 dari 4 orang dewasa mengalami obesitas. Ini bukan statistik biasa, tapi peringatan keras, karena di balik tren obesitas, risiko diabetes meningkat tajam. Jika kita tidak bertindak sekarang, beban penyakit kronis akan terus bertambah,” katanya.

Ia menegaskan bahwa aksi lintas sektor, mulai dari edukasi publik hingga kebijakan hidup sehat, diperlukan untuk menekan laju dua penyakit ini.

Penurunan Berat Badan, Perbaikan Gula Darah

Obesitas dan diabetes ibarat dua sisi dari satu koin. dr. Dicky mengatakan, perubahan kecil saja dalam ukuran berat badan dapat memberi dampak besar. “Penurunan berat badan 5–10% sudah dapat memperbaiki kadar gula darah, tekanan darah, dan lipid. Penurunan lebih dari 10–15% bahkan bisa mendorong remisi diabetes tipe 2,” jelas dokter yang juga aktif sebagai Bendahara di Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) dan Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI).

Novo Nordisk Indonesia gelar Cek Kesehatan Gratis (CKG)
Cek Kesehatan Gratis di Stasiun MRT Blok M (Foto: Ist)

Namun ia menekankan bahwa jika diet dan olahraga belum cukup, itu bukan tanda kegagalan. “Itu sinyal bahwa sudah waktunya berkonsultasi dengan dokter. Pendekatan bertahap sesuai PNPK Obesitas tetap menjadi kunci,” imbuh dr. Dicky.

Saat Terapi Medis Dibutuhkan

Banyak individu dengan obesitas enggan mencari pertolongan karena stigma dan rasa bersalah. Padahal, obesitas adalah kondisi kompleks yang membutuhkan dukungan profesional.

dr. Riyanny M. Tarliman, Clinical, Medical & Regulatory Director Novo Nordisk Indonesia, menegaskan. “Kelebihan berat badan atau obesitas bukan kesalahan individu. Ini kondisi medis yang membutuhkan dukungan nyata. Individu dengan obesitas berhak mendapatkan bantuan medis yang tepat,” ujarnya.

Untuk sebagian orang, perubahan gaya hidup saja tidak cukup. PNPK Obesitas membuka opsi terapi medis anti-obesitas di bawah pengawasan dokter, terutama ketika penurunan berat badan perlu dicapai secara lebih signifikan dan terukur. Terapi ini diberikan bersama dengan program diet rendah kalori dan aktivitas fisik teratur.

Salah satu inovasi terbaru berbasis bukti adalah terapi GLP-1 RA untuk manajemen berat badan, yang telah terbukti secara klinis:

  • Menurunkan berat badan, 1 dari 3 pasien dapat kehilangan lebih dari 20% berat badan      
  • Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 20%,  serta
  • Meningkatkan fungsi dan kualitas hidup, termasuk pada pasien dengan gagal jantung dan osteoartritis lutut.

“Dengan inovasi terapi GLP-1 RA yang berbasis ilmu pengetahuan dan panduan klinis, kami berkomitmen untuk terus mendorong perubahan dalam penanganan obesitas dan diabetes di Indonesia. Semoga melalui platform edukasi ini, masyarakat dapat menemukan informasi dan dukungan medis tepercaya untuk mengelola obesitas,” tutup dr. Riyanny M. Tarliman.

Ya, penanganan obesitas bukan sekadar menurunkan angka timbangan. Tujuannya adalah memulihkan harapan, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah komplikasi serius seperti diabetes. Tantangan ini membutuhkan kolaborasi antara masyarakat, tenaga kesehatan, dan pembuat kebijakan.

Kids Zone
Zona di mana buah hati Anda dapat menikmati kisah-kisah seru dalam bentuk cerita dan komik, mengeksplorasi artikel pengetahuan yang menyenangkan, serta permainan yang menarik untuk mengasah pemikiran buah hati.
Masuk Kids Zone
Latest Update
Selengkapnya
img
Atasi Obesitas, Kendalikan Diabetes: Saatnya Hempaskan Dua Sisi Krisis Kesehatan Indonesia!
img
Pencernaan Sehat Bikin Anak Siap Bersosialisasi dan Berani Berekspresi
img
Cegah Kematian Anak Akibat Pneumonia dengan Edukasi dan Vaksinasi
img
Lakukan Metode 4C untuk Perawatan Luka yang Tepat Pada Si Kecil