Awas Mager Bisa Picu Penyakit Jantung!
Gaya hidup kurang gerak atau mager kini bukan lagi sekadar kebiasaan, tapi ancaman nyata bagi kesehatan. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, 37,4 persen masyarakat Indonesia tergolong kurang aktivitas fisik, kondisi yang berkontribusi pada meningkatnya risiko penyakit tidak menular (PTM) seperti jantung, stroke, dan diabetes.
Fenomena kaum mager menjadi perhatian serius karena berkaitan langsung dengan pola hidup modern: duduk terlalu lama, kurang istirahat, dan minim aktivitas fisik. Dalam salah satu episode podcast #AskTheExpert, dr. Andi Kurniawan Sp.KO, menjelaskan bahwa gaya hidup pasif dapat menjadi pemicu utama berbagai penyakit kronis.
“Gaya hidup kurang aktif dan kebiasaan duduk terlalu lama tanpa diimbangi aktivitas fisik bisa jadi pemicu utama penyakit tidak menular. Padahal, dengan olahraga ringan dan pola hidup seimbang, risiko itu bisa ditekan jauh,” ujar dokter yang aktif mengaungkan kampanye Bodyvestment, yang diinisiasi oleh PYFAHEALTH dengan mengajak masyarakat untuk mulai berinvestasi pada tubuh sendiri dengan membangun kebiasaan hidup aktif dan seimbang.
Konsep Bodyvestment sendiri dibangun di atas empat pilar utama gaya hidup sehat yang mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari: berolahraga secara teratur untuk menjaga kebugaran, mengonsumsi sayur dan buah untuk memenuhi nutrisi makro & mikro harian, menjaga wellness dan istirahat cukup agar keseimbangan mental dan fisik tetap terjaga, serta melengkapi nutrisi yang tidak bisa dipenuhi oleh tubuh dengan konsumsi vitamin yang tepat.
Gerakan ini mendapat dukungan luas dari figur publik lintas bidang. Salah satunya Elaine Hanafi, healthy influencer yang dikenal aktif mengkampanyekan gaya hidup seimbang.
“Banyak orang usia produktif sebenarnya punya risiko sakit jantung dan stroke karena gaya hidup kurang aktif, pola makan kurang sehat, dan kurang istirahat. Aku mendukung gerakan ini karena mengingatkan orang untuk berhenti cuek terhadap tubuhnya sendiri,” ujarnya.
Sementara itu, Theo Derick, influencer di bidang financial, memberikan perspektif berbeda yang memperkuat pesan kampanye ini. “Gerakan ini adalah investasi dengan return tertinggi seumur hidup. Mau sekaya apapun, mau setinggi apa pun pencapaian, kalau sakit, semuanya tidak ada artinya,” tegasnya.
Kehadiran dua perspektif ini memperkuat pesan utama Bodyvestment yakni kesehatan bukan hanya urusan pribadi, tapi fondasi dari seluruh aspek kehidupan termasuk produktivitas dan kesuksesan finansial.