Gula Tambahan (Sukrosa) Seringkali Ngumpet di Produk Anak, Ini Cara Agar Anak Tumbuh Cerdas dan Sehat Tanpa Kelebihan Gula
Siapa di sini yang selalu khawatir memastikan si Kecil dapat nutrisi terbaik tanpa harus ketakutan dengan risiko gula berlebih? Kita tahu banget, fase usia 1 sampai 3 tahun itu fase emas dimana pertumbuhan anak lagi ngebut banget—otot, tulang, otak, semua lagi dibentuk.
Sayangnya, banyak susu pertumbuhan di pasaran yang kadar gulanya tinggi. Padahal, para ahli selalu wanti-wanti: gula tambahan di usia dini itu big no!
Ini adalah concern terbesar kita semua. Gula tambahan (sukrosa) seringkali ngumpet di produk anak dan bisa memicu masalah kesehatan jangka panjang. Konsumsi gula berlebih sejak dini berisiko:
- Meningkatkan Risiko Obesitas: Gula hanya menyumbang kalori kosong tanpa membawa nutrisi penting lainnya.
- Pemicu Masalah Jangka Panjang: Paparan gula terus-menerus bisa memicu resistensi insulin (risiko diabetes).
- Musuh Gigi Anak: Gula adalah penyebab utama kerusakan gigi (karies) pada si Kecil.
Salah satu tantangan yang masih dihadapi banyak orangtua adalah, memastikan anak mendapatkan asupan protein yang cukup dan seimbang tanpa risiko konsumsi gula berlebih.
Hiroshi Tanaka, Direktur PT Otsuka Indonesia, menegaskan bahwa keputusannya untuk tidak menambahkan sukrosa ke produk terbaru mereka, PROTERAL Junior, sejalan dengan rekomendasi global WHO untuk membatasi asupan gula pada anak.
Prof. Dr. Dida Akhmad Gurnida, dr., Sp.A(K)., M.Kes., pakar Nutrisi Metabolik, menekankan bahwa protein itu fondasi utama pertumbuhan anak. Protein adalah "blok bangunan" tubuh yang vital untuk:
- Lonjakan Pertumbuhan Fisik: Membangun dan memperbaiki jaringan tubuh yang berkembang sangat cepat.
- Perkembangan Otak (Kognitif): Menyediakan asam amino penting untuk membentuk neurotransmitter dan sel-sel otak agar si Kecil cepat tanggap dan cerdas.
- Daya Tahan Tubuh (Immune System): Mendukung produksi antibodi yang kuat agar si Kecil nggak gampang sakit.
Nah, kuncinya ada di Protein Energy Ratio (PER). PER menunjukkan berapa persen kalori total yang berasal dari protein. Menurut para ahli, produk dengan PER tinggi berarti setiap kalori yang masuk memberikan kontribusi protein yang substansial. Jadi, saat memilih susu atau makanan pendamping, pastikan sumber proteinnya berkualitas dan porsinya tepat
Sebagai orangtua modern, kita harus teliti membaca label. Pastikan produk yang dikonsumsi si Kecil bebas dari gula tambahan (sukrosa) untuk melindungi kesehatannya di masa depan.
Selain protein dan tanpa gula, pertumbuhan optimal anak butuh dukungan nutrisi lain. Saat memilih asupan, cek juga kandungan ini:
- Untuk Otak (Kognitif): Pastikan ada Omega 3, Omega 6, DHA, EPA, dan ARA. Ini adalah lemak baik yang sangat penting untuk perkembangan otak dan saraf.
- Untuk Daya Tahan Tubuh: Cari sumber Vitamin A, C, D, E, dan Zink yang dikenal sebagai pasukan pertahanan tubuh melawan infeksi.
- Untuk Perut Sehat: Perut adalah otak kedua anak! Dukung kesehatan saluran pencernaan dengan prebiotik (seperti Inulin dan GOS) agar penyerapan nutrisi maksimal dan si Kecil terhindar dari masalah pencernaan.
Dr. Istirochah, S.SiT, Bd, M.Kes., dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Tengah, menekankan pentingnya kepraktisan. Dalam kesibukan sehari-hari, kemasan yang mudah dibawa dan sudah terukur (misalnya dalam bentuk sachet) sangat membantu. Ini memastikan kandungan makro dan mikronutrien yang dikonsumsi anak, pas dan sesuai takaran di setiap gelas, sehingga Moms tidak perlu khawatir salah takar.
Intinya, Moms, dengan memprioritaskan protein berkualitas tinggi, tanpa sukrosa, dan dilengkapi nutrisi penting lainnya, kita sedang membangun fondasi kesehatan yang kuat untuk generasi Indonesia yang cerdas dan sehat!