

Nggak Ribet! Cuma Modal Telur, Ikan, dan Daging, Anak Bebas Stunting. Yuk, Mulai Sekarang!

Moms and Dads pasti sering mendengar istilah stunting. Ya, karena pemerintah saat ini sedang gencar memerangi stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Indonesia masih mencapai 21,6%. Meskipun data tersebut menunjukkan telah ada penurunan angka stunting sebanyak 2,8% dibandingkan dari data SSGI 2021 yang mencapai 24,4%, namun masih lebih tinggi dibandingkan angka yang dianjurkan WHO yaitu di bawah 20%.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan bahwa stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, juga akan mengganggu perkembangan otak sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dan prestasi. Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius.
“Asupan nutrisi yang tidak optimal, seperti rendahnya asupan protein hewani dan zat besi yang dapat menyebabkan anemia, menjadi salah satu faktor penyebab stunting. Sebab, tubuh yang kekurangan asupan protein hewani dan zat besi, akan mengalami gangguan fungsi hormonal, regenerasi sel, sistem kekebalan tubuh, massa otot, fungsi kognitif, dan kemampuan motoriknya,” terang Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK.
Institute of Medicine menyarankan bahwa anak-anak usia 9 hingga 13 tahun membutuhkan setidaknya 34 gram protein setiap hari, anak-anak usia 4 hingga 8 tahun membutuhkan 19 gram, dan anak-anak usia 1 hingga 3 tahun harus mendapatkan setidaknya 13 gram protein makanan setiap hari.
“Ada banyak sumber makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi seperti; daging merah, ayam, hati, ikan, telur, dan susu,” kata dr. Nurul. “Makanan berprotein tinggi lainnya termasuk juga kacang-kacangan dan produk kedelai seperti tempe dan tahu,” tambahnya.