Peri Dinda dan Novi: Kue Buah (Fruit Cake)

  • Cerita: Seruni
  • Ilustrasi: Novi Chrisna
  • Translator: Listya Natalia Manopo
Senin, 01 Juli 2024
Kue Buah
Kue Buah
A A A

Suatu hari, Peri Dinda pergi berjalan-jalan dan ketika akan pulang, dia terkejut melihat banyak toko kue di Jalan Buah. “Wah, setahuku di sini menjual buah, tapi sekarang mereka semua menjual kue,” katanya.  Kemudian terjadilah hal  yang lebih mengejutkan lagi, para peri datang dan mulai membeli kue-kue itu. “Semua kuenya habis terjual! Sebetulnya kue apa itu? Seperti apa, ya, rasanya?” gumam Peri Dinda penasaran. (One day, Dinda the Fairy goes on a walk, and when she comes home she’s surprised seeing so many bakeries at Fruit Street. “Wow, all I know is that they sell fruits here, but now they all sell cakes,” she says. And another thing surprises her, many fairies come and start buying those cakes. “All of the cakes are sold out! What cake is that? How does it taste?” mumbles Dinda curiously.)

Sampai di rumah, Peri Dinda disambut Peri Novi adiknya. “Kakak! Ayo makan kue istimewa yang sedang disukai!” seru Peri Novi. Di meja makan, Peri Dinda melihat kue berwarna merah, kuning, dan hijau. “Wah, jangan-jangan ini kue yang kulihat di Jalan Buah?” tanya Peri Dinda. “Betul Kak, nama kue ini kue buah!” jawab Peri Novi. Peri Dinda dan Peri Novi lalu makan kue itu. ”Wah, enak sekali! Rasa buah stroberi, jeruk, dan apel bergantian di mulutku!” seru Peri Dinda. “Karena itulah kue buah ini disukai dan harganya mahal,” kata Peri Novi. Peri Novi tidak menghabiskan potongan kue buahnya. “Aku sayang menghabiskannya,” kata Peri Novi sambil memandang sedih sisa kue buahnya yang masih banyak. Peri Novi lalu menyimpan potongan kue itu. (When she gets home, Novi her sister greets her. “Sister! Let’s eat this special cake that is everyone’s favorite right now!” shouts Novi. On the dining table, Dinda sees the red, yellow and green cake. “Wow, could this be the cake I saw at Fruit Street?” asks Dinda. “You’re right, it’s called Fruit Cake!” answer Novi. Dinda and Novi eat the cake. “Wow, so delicious! The flavors of strawberry, orange and apple dance in my mouth!” says Dinda. “That’s why people like it and the price is expensive,” says Novi. Novi doesn’t finish her slice. “I feel bad finishing it,” says Novi while looking at the remaining cake sadly. She then saves her slice for later.)

Keesokan harinya, Peri Dinda terkejut mendengar permintaan minta tolong dari kebun. Itu suara Peri Novi! Peri Dinda segera pergi ke kebun. “Oh, tidak!” serunya kaget ketika melihat bongkahan kue sebesar rumah yang terus menerus membesar. “Kakak, tolong bantu aku mengecilkan sisa kue buah ini!” pinta Peri Novi. Peri Dinda segera mengayunkan tongkat ajaibnya dan dengan segera, sisa kue buah Peri Novi mengecil. “Maafkan aku, Kakak. Aku  ingin makan kue buah terus. Kupikir kalau aku membuat sisa kue-ku besar, aku tidak harus membelinya lagi,” kata Peri Novi menyesal. Peri Dinda tidak marah melainkan tertawa  geli. “Novi, kalau minta padaku aku pasti akan membelikan kue buah untukmu. Aku tidak peduli harga kue ini, yang penting kau bahagia! Karena kau adalah adikku yang kusayangi!” kata Peri Dinda. “Terima kasih, Kakak!” seru Peri Novi memeluk Peri Dinda. (The next day, Dinda is surprised by a crying help from the yard. It’s Novi’s voice! Dinda goes to the yard immediately. “Oh no!” she shouts in surprise when seeing a slice of cake as big as a house that keeps getting bigger. “Sister, help me turn it back to its size!” asks Novi. Dinda swings her magic wand and the slice of cake becomes smaller and smaller. “I’m sorry, Sister. I want to keep eating the fruit cake. I thought if I make it big, I wouldn’t have to buy it again,” says Novi regretfully. Dinda doesn’t get upset, instead she laughs. “Novi, if you ask me I would have bought it for you. I don’t care about the price, as long as you’re happy. Because you’re my sister and I love you!” says Dinda. “Thank you, sister!” says Novi hugging Dinda.)