Peri Dinda dan Novi : Apel Musim Panas (Summer Apples)
- Cerita: Seruni
- Ilustrasi: Novi Chrisna
- Translator: Listya Natalia Manopo
Di Negeri Peri, ada buah apel unik yang sangat digemari, yaitu apel musim panas. Rasa buah apel musim panas sangat lezat dan menyegarkan, kulitnya juga tidak keras. Di desa Peri Dinda dan Peri Novi, ada Kuci kurcaci yang menjual apel musim panas. Kuci akan datang tepat seminggu setelah dia memanen apel di kebunnya. (In Fairy Land, there is a unique apple that is loved by many, the summer apple. The taste of summer apples is very delicious and refreshing, its skin is also soft. In Dinda and Novi’s village, there is Kuci, the dwarf that sells summer apples. Kuci will come a week after he picks the apples from his garden.)
“Kakak, hari ini kita bisa makan apel musim panas Kuci yang lezat!” kata Peri Novi pada Peri Dinda. “Wah, kau benar!” ujar Peri Dinda ikut bersemangat. (“Sister, today we can eat Kuci’s delicious summer apples!” says Novi to Dinda. “Wow, you’re right!” says Dinda excitedly.)
Lalu, terdengar suara Kuci menawarkan apel musim panasnya di luar. “Apel...apel musim panas ...,” seru Kuci. Peri Dinda dan Peri Novi bergegas keluar rumah, ternyata sudah banyak peri-peri yang berkerumun mengelilingi Kuci untuk membeli apel dagangannya.(Then, Kuci’s voice is heard outside, offering his summer apples. “Apples… apples… summer apples…” says Kuci. Dinda and Novi get outside immediately, but there are already many fairies surrounding Kuci to buy the apples.)
“Hari ini, apel kujual lebih murah,” kata Kuci. Dalam sekejap, apel Kuci habis terjual. “Kenapa rasanya beda?!” tiba-tiba seorang peri berseru kecewa. Peri-peri lain pun menyuarakan kekecewaan mereka. “Maaf, karena itulah aku menjualnya lebih murah,” kata Kuci ketakutan dan gemetar. (“Today, the apples are cheaper than usual,” says Kuci. In an instant, his apples are sold out. “Why does it taste different?!” suddenly a fairy shouts disappointedly. The other fairies also voice their displeasure. “Sorry, that’s why I sold them cheap,” says Kuci scared and shaking.)
Tapi, para peri yang kecewa, tidak mau mendengar perkataan Kuci. Mereka memarahi Kuci. Bruk! Tiba-tiba, Kuci jatuh pingsan. Para peri yang protes, segera pergi ketakutan. Peri Dinda dan Peri Novi segera menolong Kuci. (The angry fairies don’t want to hear Kuci’s reason. They scold him. Bruk! Suddenly, Kuci falls and faints. The protesting fairies immediately leave out of fear. Dinda and Novi help Kuci.)
Kuci yang sembuh karena pertolongan Peri Dinda dan Peri Novi, lalu bercerita mengapa rasa apelnya bisa berbeda. “Itu karena aku memetiknya menggunakan sihir,” keluh Kuci sedih. Rupanya, selama ini Kuci memetik apel dengan bantuan robot kayu, dan robot kayu itu rusak. (Kuci who is healed because of Dinda and Novi’s help then tells the story of how his apples taste different. “That’s because I picked them using magic,” says Kuci sadly. Usually, Kuci picks his apples with a wooden robot, but the robot is broken now.)
“Aku tidak pintar menyihir,” kata Kuci. “Kuci, selama ini kami sebagai pembeli hanya peduli pada apel yang kau jual, dan tidak pernah berpikir kesulitan yang kau hadapi untuk menghasilkan apel yang kau jual pada kami,” kata Peri Dinda sedih. “Maafkan kami, ya. Kami akan membantumu memperbaiki robot kayu yang berharga itu,” tambah Peri Novi. (“I’m not good with magic,” says Kuci. “Kuci, all this time we as buyers only care about the apples you sell, we never think about the difficulties you face to produce the apples,” says Dinda sadly. “We’re sorry. We will help you fix the precious wooden robot,” adds Novi.)
“Kalian baik sekali,” kata Kuci terharu. Peri Dinda dan Peri Novi memperbaiki robot kayu Kuci dan ketika musim panas tiba di tahun berikutnya, apel dagangan Kuci kembali lezat seperti biasanya. (“You’re very kind,” says Kuci touched. Dinda and Novi fix Kuci’s robot and the next summer, Kuci’s apples taste delicious like usual.)