Cita-cita Meri

  • Cerita: Seruni
  • Ilustrasi: Agung Hari Parjoko
  • Translator: Listya Natalia Manopo
Senin, 21 Oktober 2024
Cita-cita Meri
Cita-cita Meri
A A A

Meri si merpati sedang berlatih terbang cepat ketika dia berjumpa dengan rombongan merpati lain. Dari jauh dia tidak bisa mengenali mereka, tetapi ketika masing-masing terbang mendekat, Meri mengenali mereka.

Rupanya, merpati-merpati itu teman sekolahnya yang tinggal di daerah lain. Seekor merpati bernama Pati adalah teman Meri. “Meri, mengapa kau terbang menjauh dari kotamu? Masa, kau tidak tahu kalau Cesa cendrawasih akan datang berkunjung? Dan kita tidak harus membayar dengan biji-bijian!” kata Pati antusias.

“Apa?!” kata Meri terkejut. Cesa cendrawasih, burung terkenal yang pintar menari dan menyanyi, idola semua burung, akan datang dan Meri tidak tahu? Bagaimana bisa?! “Kau pasti terlalu banyak berlatih terbang! Ayo, tinggalkan saja latihanmu, ikut bersama kami menemui Cesa!” ajak Pati. Meri langsung setuju. Meri mengikuti Pati terbang pergi menemui Cesa.

Tentu saja banyak burung yang antusias melihat Cesa, apalagi gratis. Untung saja Meri dan Pati masih bisa mendapatkan tempat yang strategis untuk melihat dan mendengarkan Cesa menari dan menyanyi. Tarian dan suara merdu Cesa benar-benar membuat kagum semua burung.

Setelah pertunjukan dari Cesa selesai dan semua burung pulang, Meri masih terpesona pada Cesa. Mengapa Meri bisa lupa akan cita-citanya? Dia kan ingin menjadi seperti Cesa! Kenapa dia malah berlatih menjadi merpati pos yang harus susah-susah terbang jauh menerpa hujan dan sinar matahari yang terik? Jika dia bisa jadi cantik seperti Cesa pasti akan lebih membahagiakan. Coba bayangkan, semua burung akan memujinya. Kemana pun dia pergi pasti tatapan kagum akan mengikutinya. “Ya, aku akan jadi seperti Cesa!” kata Meri.

Meri mulai meninggalkan latihan kerasnya untuk menjadi merpati pos yang terhebat. Dia mulai membeli bulu-bulu burung berwarna-warni untuk ditempelkan sehingga menutupi bulunya sendiri. Bulu Meri berwarna sama, yang menurut Meri sangat membosankan. Meri mulai berlatih menyanyi dan menari. Walaupun Meri tahu dia tidak punya suara  sebagus Cesa, dia tidak menyerah.

Suatu hari, dia bernyanyi di depan Pati dan teman-temannya. Selesai bernyanyi, dia menanyakan pendapat mereka. “Sama sekali tidak bagus,” jawab Pati dan teman-temannya jujur. Meri kecewa, tapi dia masih bisa menari, kan? Meri menunjukkan tariannya pada Pati dan teman-temannya.

Ketika menari, bulu palsu Meri malah berjatuhan, membuatnya terpeleset dan jatuh, membuat Pati dan teman-temannya tertawa sampai bergulingan. Meri menghela napas sedih. Apa yang harus dilakukannya supaya bisa cantik dan terkenal seperti Cesa?

Suatu hari, Meri dimintai tolong untuk mengantar surat ke kota lain. Meri mengantar surat itu dengan sangat cepat, dan dia bangga dengan pencapaiannya. Sepulang mengantar surat, dia beristirahat di sebuah pohon dan terkejut melihat seekor burung yang tidak asing lagi, Cesa.

“Cesa! Aku tidak menyangka bertemu Anda di sini!” seru Meri terkejut. “Kau si merpati pos itu..namamu Meri,” kata Cesa. Meri terkejut karena Cesa bisa tahu namanya. “Kau pernah mengantar surat untukku di sebuah kota, bukan aku yang menerimanya, tapi temanku. Dia sangat terkesan karena surat yang kau antar, datang cepat dan ia bercerita tentang dirimu. Kau merpati pos yang hebat!” jelas Cesa.

“Tapi, aku ingin jadi sepertimu Cesa, cantik, pintar menari, dan menyanyi. Disukai semua burung,” kata Meri. Cesa menggeleng. “Tidak semua burung menyukaiku, Meri. Tidak semua kota mau mengundangku, tidak seperti kotamu. Mungkin kau tidak tahu, tapi masih banyak burung yang lebih cantik dariku, bersuara lebih merdu, dan menari lebih indah. Tapi tidak banyak merpati pos sepertimu. Kau hebat sekali, bisa terbang di saat hujan dan panas. Jasamu dibutuhkan dan diperlukan semua. Aku justru ingin sepertimu. Kuharap kau tidak pernah menyerah dan menjadi merpati pos terbaik,” kata Cesa.

Meri terdiam. Cesa burung yang dikaguminya berkata seperti itu. Seketika itu juga Meri ingin terbang ke langit mengemban tugas pentingnya. “Terima kasih, Cesa, aku akan terus berlatih menjadi merpati pos terbaik, sesuai harapanmu,” janji Meri.