Kotak Musik

  • Cerita: Seruni
  • Ilustrasi: Novi Chrisna
  • Translator: Listya Natalia Manopo
Kamis, 26 Juni 2025
Kotak Musik
Kotak Musik
A A A

          Sepulang sekolah, Reni masuk ke ruang keluarga dan tersenyum lebar melihat Adiknya, Lisa menonton televisi dengan serius.

          “Eh, nanti layarnya bolong lho, kamu liatin sambil melotot begitu,” kata Reni menggoda Adiknya, Lisa.

           Lisa yang kaget, menengok ke arah Reni. “Kak, aku jadi ingin kotak musik, deeh,” rajuk Lisa sambil menunjuk layar televisi.

          Rupanya, Lisa sedang menonton program pengetahuan yang membahas tentang pembuatan kotak musik.

          “Cari saja di toko online, nanti kasih tahu Kakak,” usul Reni. “Asyiik! Kakak yang beliin, ya?” tanya Lisa. “Iya, apa sih yang enggak buat kamu?” kata Reni sambil mencubit pipi Adiknya. Lisa bertepuk tangan bahagia.

          Beberapa hari berlalu, tapi Lisa belum juga memberi tahu Reni kotak musik yang diinginkannya. Reni memutuskan untuk bertanya pada Lisa. “Enggak ada yang cocok sama aku, Kak,” jawab Lisa. “Memangnya kamu mau yang seperti apa?” tanya Reni bingung. “Yang antik, sama seperti yang di televisi,” jawab Lisa. “Dimana belinya?” kata Reni. Lisa hanya menggelengkan kepalanya, sama bingungnya.

          Tak lama kemudian, Reni mendapat pesan gambar di ponsel pintarnya. Rupanya, pesan itu dari temannya, Bela, yang suka bermain musik. Reni terkejut karena gambar itu adalah gambar kotak musik antik! Dan Bela menjual kotak musik itu.

          Ketika Reni menunjukkan foto kotak musik antik itu pada Lisa, Adiknya itu langsung suka. “Oke, Kakak belikan, ya!” kata Reni.

          Reni langsung pergi ke rumah Bela untuk mengambil kotak musik antik yang sekarang sudah jadi milik Lisa, dan bergegas pulang karena Adiknya itu sudah tidak sabar mendengarkannya.

          “Lho? Kok, kotak musiknya tidak ada?!” seru Reni kaget ketika membuka tasnya. “Yaaah… Kakak! Masa ketinggalan, sih?!” keluh Lisa. Ponsel pintar Reni berbunyi. Itu dari Bela yang mengatakan kalau kotak musiknya tertinggal.

          Akhirnya, Bela mengantarkan kotak musik itu ke rumah Reni. Reni benar-benar bingung. Dia yakin sekali sudah memasukkan kotak musik itu ke dalam tasnya. “Kenapa bisa ketinggalan, ya?” gumam Reni.

            Malam harinya, Reni menonton acara televisi di ruang tamu, ketika mendengar suara musik dari kotak musik Lisa. “Lho..kenapa terdengar keras sekali?” gumam Reni bingung. Reni menoleh ke belakang, mengira Lisa ada di sana membawa kotak musiknya. Tapi, tidak ada siapa-siapa. “Mungkin aku capek,” kata Reni. Dia kemudian mematikan televisi dan pergi tidur.

          Tapi, suara musik dari kotak musik terus terdengar. Reni mengetuk pintu kamar Lisa. Lisa yang mengantuk, membuka kamar. “Ada apa, Kak?” tanya Lisa. “Kamu membuka kotak musik, ya? Musiknya terdengar terus,” kata Reni. “Enggak kok,” kata Lisa.

          Suara musik yang didengar Reni, berhenti tiba-tiba. Kalau Lisa tidak membuka kotak musik, lalu, dari mana musik yang Reni dengar?

           Keesokan harinya sepulang sekolah, Lisa tampak bingung, dan Reni bertanya kepadanya ada apa. “Aku dengar lagu dari kotak musik dimana-mana, Kak,” jawab Lisa. “Maksudnya?” tanya Reni tak mengerti. “Aku dengar lagu di kotak musik itu di nada dering telepon teman, dan di toko-toko, restoran juga. Mungkin kebetulan, tapi aku jadi takut,” kata Lisa.

           Reni mengerti maksud Lisa. Lisa diteror oleh lagu kotak musik. Lagu di kotak musik itu adalah musik klasik. Aneh jika banyak orang mau memutarnya. Tiba-tiba, alunan musik dari kotak musik terdengar lagi. “Kak!” bisik Lisa membelalak takut. “Iya..aku juga dengar,” kata Reni.

          Reni bertanya pada Bela, apakah dia pernah mengalami hal aneh dengan kotak musik antiknya. Bela menjawab tidak. Aneh sekali. Akhirnya, Reni memutuskan untuk menjual kotak musik itu ke toko barang antik, karena Lisa ketakutan. Reaksi si pemilik toko membuat kaget Reni. “Kotak musik ini harus disimpan oleh orang yang cocok, kalau tidak, bisa gawat,” katanya.

          Ketika Reni menceritakan hal itu pada Lisa, Adiknya berkata, “Aku senang kita bukan orang yang cocok, Kak!”. Dan Reni pun setuju.