Mimpi Dina
- Cerita: Seruni
- Ilustrasi: Novi Chrisna
- Translator: Listya Natalia Manopo
“Akhirnya, liburan yang dinantikan datang juga, ya,” kata Dina pada temannya, Esti. “Iya, akhirnya kita bisa pergi ke tempat yang udaranya sejuk, tidak seperti di kota,” kata Esti. “Dan, kita akan makan enak juga! Masakan Nenek enak banget, pasti mau makan terus!” tambah Dina. Dina dan Esti tertawa senang.
Jika ada kesempatan, Dina selalu pergi ke tempat Neneknya di luar kota. Rumah Nenek Dina dahulu hanya bisa dijangkau dengan perjalanan mobil yang lama dengan Papa dan Mama. Tapi, karena sekarang ada stasiun kereta baru di desa Nenek, Dina jadi gampang pergi ke rumah Nenek. Bahkan, Dina juga bisa pergi bersama teman-temannya belum lama ini.
Teman-teman Dina suka dengan rumah Nenek karena lingkungannya indah dan yang terpenting, masakan Nenek Dina enak sekali. Sekarang, giliran Dina mengajak Esti teman sekelasnya pergi ke rumah Nenek.
Sampai di lokasi, Nenek Dina sudah siap dengan sambutan kue-kue buatannya sendiri. “Wah, terima kasih, Nenek,” kata Dina dan Esti. Nenek senang karena Dina dan Esti makan kue dengan lahap. Setelah itu, Dina dan Esti pergi menemui Kakek yang sedang berkebun. “Wah, pantas saja masakan Nenek enak, bahan-bahannya ditanam sendiri oleh Kakek,” kata Esti. Dina mengangguk setuju.
Waktu makan malam akhirnya datang, dan sesuai harapan, masakan Nenek enak sekali. Setelah berbincang dengan Kakek dan Nenek, Dina dan Esti segera pergi tidur karena sudah hampir pukul 10 malam.
Dina dan Esti tidur di kamar yang sama, dengan tempat tidur yang berbeda. Esti menempati tempat tidur yang dekat dengan jendela. Suasana sangat nyaman dan tenang sehingga tidak perlu waktu lama bagi Dina untuk tertidur.
Dan Dina bermimpi. Dalam mimpinya, Dina berjalan dengan Esti. Esti ada di depan. Mereka sampai ke sebuah jembatan kecil. Di bawah jembatan itu ada sungai yang mengalir deras. Dina ragu untuk menyeberang. Tapi, Esti dengan yakin menyeberangi jembatan itu dan...jembatan itu putus!
Dina menjerit. “Dina! Dina! Bangun!” suara Esti yang khawatir membangunkan Dina. “Dina! Kamu mimpi buruk, ya?” tanya Esti. Dina menceritakan mimpinya. “Tenang saja, itu cuma mimpi,” hibur Esti.
Tapi, ketika jalan-jalan di sekitar rumah Nenek, Dina menemukan tempat yang sama persis dengan mimpinya. Untuk menenangkan Dina yang ketakutan, Esti bermaksud menyeberangi sungai. Tapi pada saat tepat sebelum Esti melangkah, Dina memegang tangan Esti, menghentikannya. Kemudian terjadilah sesuatu yang membuat mereka berdua pucat ketakutan.
Tiba-tiba, jembatan itu putus. “Esti...bayangkan kalau kamu menyeberang....,” bisik Dina. Esti tidak bisa menjawab saking kagetnya.
Dina dan Esti tidak berani menanyakan tentang mimpi itu pada Kakek dan Nenek. Ketika seminggu sudah berlalu, barulah Dina berani menelepon Nenek. Kata Nenek, pernah ada teman Nenek yang menginap dan tidur di kamar itu. “Teman Nenek itu punya kemampuan khusus. Mungkin saja Dina sedang cocok dengan kemampuan teman Nenek itu. Yang penting, Esti tidak celaka,” kata Nenek.
“Cocok bagaimana? Apa, sih, maksud Nenek? Ah, sudahlah dipikirkan dengan serius pun, aku tidak mengerti,” gumam Dina. Tapi betul kata Nenek, yang terpenting, Esti tidak jatuh dan Dina senang bisa menghentikan Esti, tepat pada waktunya.