Gedung Kosong

  • Cerita: Seruni
  • Ilustrasi: Novi Chrisna
  • Translator: Listya Natalia Manopo
Kamis, 18 Juli 2024
Gedung Kosong
Gedung Kosong
A A A

Sejak punya sepeda baru, Lina jadi suka keluar rumah di sore hari pada hari Sabtu dan Minggu. Dulu dia hanya melewatkan hari libur di kamarnya, betul-betul membosankan! Sekarang tidak lagi, dan Lina merasa bahagia. Yang lebih menyenangkan, Lina bisa bertemu dengan teman-temannya di kompleks perumahan yang suka bersepeda. Bersama mereka, Lina menyusuri jalan-jalan dekat kompleks perumahan yang tidak pernah Lina ketahui sebelumnya.

Hari Sabtu, Mira dan Badu, kedua teman bersepedanya mengajak Lina bersepeda. Lina punya ide. “Hei, bagaimana kalau kita bersepeda ke gedung kosong?” usul Lina.  “Eh, jangan-jangan gedung kosong yang lagi ramai dibacarakan di media sosial, ya?” tanya Mira. “Pernah masuk channel misteri juga, lho!” tambah Badu. “Betul sekali! Gimana, seru kan? Ayo, kita ke sana!” kata Lina sambil mengayuh sepedanya, Mira dan Badu tidak punya pilihan, selain mengikuti Lina.

Gedung kosong adalah bangunan yang cukup aneh kalau melihat wilayah pembangunannya. Gedung setinggi 13 lantai itu rencananya akan dijadikan apartemen. Kenapa membangun apartemen di kompleks perumahan? Setelah selesai dibangun entah kenapa gedung itu tidak ditempati.

Akhirnya, gedung apartemen ini terbengkalai dan dikenal dengan nama gedung kosong. Banyak yang bilang kalau tanah dimana gedung ini dibangun, tadinya kuburan. Banyak kejadian aneh yang terjadi di area gedung kosong.

Lina yang tadinya percaya diri, jadi ragu ketika sampai di gedung kosong. Entah ini hanya perasaannya saja, tapi sepertinya ada hawa yang menekan. Rasanya seperti berdiri di panggung dan pandangan semua orang tertuju padamu.

Lina menengok ke arah Mira dan Badu, mereka sibuk mengambil foto gedung kosong dengan gadget masing-masing. Melihat ini, Lina jadi tertawa dan semangatnya kembali. “Kalian siap?” tanya Lina. “Siaap!” seru Mira dan Badu. Ketiga anak itu bersepeda di halaman gedung kosong, mencoba keahlian bersepeda dan kemampuan sepeda mereka dengan mencoba menghindari batu-batuan dan sisa bahan bangunan yang tersebar di sana.

BRAK! Tiba-tiba terdengar suara keras. Lina dan Mira terkejut. Badu tidak ada. “Badu!” seru Lina dan Mira. Mereka turun dari sepeda dan berlari ke arah suara keras itu. Rupanya, suara itu adalah suara sepeda Badu yang beradu dengan tanah. Badu terjatuh dari sepedanya. Lina dan Mira segera membantunya berdiri.

“A..aku kaget banget... tiba-tiba ada orang lewat di depan sepedaku,” kata Badu pucat. “Orang lewat? Kok aku nggak lihat, ya?” tanya Mira. Aneh. Mereka bertiga mengayuh sepeda dengan kecepatan yang sama. Seharusnya mereka bertiga melihat orang itu. Kenapa hanya Badu?

“Orangnya pakai baju putih,” kata Badu lagi. Tiba-tiba, Lina teringat  cerita seseorang yang pernah mengalami kejadian menyeramkan di gedung kosong. Katanya, dia melihat sosok berbaju putih. “Kita pergi aja, yuk,” ajak Lina yang mulai merasa takut. Badu mengangguk. Untung saja dia tidak terluka.

Lina dan Mira yang hendak menaiki sepeda mereka, terkejut. “Ban belakang sepedaku kempes! Kok bisa?” kata Lina. Sedangkan Mira, bingung karena letak sepedanya berubah. “Sudah jangan dipikirin, ayo cepat pergi dari sini!” seru Badu yang wajahnya pucat ketakutan. Tiga anak itu bergegas pergi secepat mungkin.

Lina, Mira, dan Badu dipuji teman-teman sekompleks perumahan karena berani masuk ke gedung kosong. Mereka makin kagum ketika melihat foto yang diambil Mira. Ada sosok putih terihat di salah satu jendela lantai 2. Mira yang ketakutan, segera menghapus foto itu.

Teman-teman mereka minta diantarkan ke gedung kosong, tapi Lina, Mira, dan Badu tidak mau. Untung saja keadaan berpihak pada tiga anak itu. Gedung kosong ditutup untuk umum dan dirubuhkan tidak lama kemudian.