Kamar 133

  • Cerita: Seruni
  • Ilustrasi: Novi Chrisna
  • Translator: Listya Natalia Manopo
Kamis, 21 Maret 2024
Kamar 133
Kamar 133
A A A

Dina tidak bisa memercayai kabar baik yang dikatakan Kak Sari. “Jadi...aku bisa menginap di hotel, berenang di kolam renang hotel, dan makan sarapan hotel yang lezat?!” bisik Dina. “Iya, dan kamu bisa ajak teman-temanmu juga, karena Kakak dapat voucher Hotel Kristal,” kata Kak Sari.

“Horeee!” sorak Dina gembira. “Kakak juga senang, karena Kakak juga ikut menginap!” kata Kak Sari tersenyum lebar. Maka Dina menghubungi 2 sahabatnya, yaitu Lisa dan Helen, dan mengajak mereka menginap di Hotel Kristal. “Mau dong! Terima kasih ya Dina, Kak Sari!” kata mereka senang.

“Waaah! Hotelnya tinggi!” seru Dina, Lisa, dan Helen ketika sampai di Hotel Kristal. “Kamar kita di lantai 13 ya,” kata Kak Sari. “Eh? Ada lantai 13 ya, Kak?” tanya Dina. “13 kan angka sial...”gumam Helen. “Menyeramkan...” kata Lisa. “Tenang saja, 13 itu bukan angka sial di negara kita. Lagi pula apa kalian mau melewatkan sarapan enak dan kolam?” kata Kak Sari sambil tertawa. “Tidaaak!” seru Dina, Lisa, dan Helen bersamaan.

Ketika sampai di lantai 13, Dina, Lisa, dan Helen segera pergi ke kamar mereka, yaitu kamar No. 133. “Kamar Kakak di sebelah kalian ya, di kamar 134,” kata Kak Sari. “Oke, Kak!” kata Dina. Dina lalu membuka pintu kamar 133. “Kok, enggak kebuka?” Dina bingung. “Masukin kartunya salah mungkin?” tanya Helen. “Coba aku buka,” kata Lisa sambil memasukkan kartu.

Tapi, Lisa juga tidak bisa membuka pintu kamar. Akhirnya, Dina minta tolong Kak Sari. Dan Kak Sari bisa membukanya! “Kok, Kak Sari bisa sih?” tanya Dina bingung. “Soalnya Kakak sudah sering banget menginap di hotel!” kata Kak Sari menyombong. “Huuh.. Kakak!” gerutu Dina.

Begitu masuk ke dalam kamar, Dina, Lisa, dan Helen menaruh barang mereka. Tiba-tiba terdengar suara air dari kamar mandi. “Siapa yang menyalakan air?” tanya Dina yang sedang mengeluarkan pakaian yang dibawanya. Dina membalik badannya dan melihat Lisa juga Helen yang kebingungan. Jelas sekali bukan mereka yang menyalakan air.

Dina segera pergi ke kamar mandi tapi tiba-tiba suara keran berhenti. “Menyebalkan!” Kemudian terdengar suara tawa. Suara itu sepertinya terdengar dari sebelah kamar mandi. “Apa kalian tertawa?” tanya Dina. “Tidak, Dina! Kami juga mendengar suara tawa!” kata Lisa. “Aku jadi takut nih....” keluh Helen. Dina tidak takut, tapi kesal. Masa mereka mendapat kamar yang bermasalah?

Keesokan harinya Kak Sari, Dina, Lisa, dan Helen berenang di kolam renang hotel. Dina bisa melupakan rasa kesalnya. Tapi sekembalinya mereka ke kamar, ada kejadian aneh. Seorang petugas hotel membawa dorongan berisi makanan, dan menunggu di depan kamar 133.

Petugas hotel mengantarkan makanan untuk Dina dan kawan-kawan. “Tapi kita enggak pesan...” kata Dina. “Iya!” kata Helen dan Lisa. Petugas hotel berkata kalau dia mendapat telepon dari kamar 133 yang mengatakan ingin memesan makanan. “Suara seorang wanita,” kata si petugas.

Dina ingat suara tawa kemarin. Suara tawa itu suara wanita! Akhirnya Kak Sari mengalah dan menerima pesanan makanan itu. “Kak, kayaknya kamar kita aneh deh!” keluh Dina, yang sekarang mulai merasa takut. Helen dan Lisa lalu bercerita tentang keran air kemarin. “Tidak usah takut, mungkin ada barang yang jatuh dekat keran jadi sensornya terganggu dan airnya keluar,” kata Kak Sari.

Malam harinya, Dina terbangun karena ingin pergi ke kamar mandi. Dia terkejut menemukan lampu ruang duduk menyala. “Tadi aku kan sudah mematikannya!” bisik Dina. Lalu lampu itu berkedip-kedip aneh. Dan suara tawa wanita terdengar lagi. Dina yang ketakutan segera membangunkan Lisa dan Helen. Kemudian mereka bertiga pergi ke kamar Kak Sari. Dan sampai pulang tiga sahabat itu terus menginap di kamar 134.

Karena penasaran, Dina akhirnya mencari keterangan tentang kamar 133 Hotel Kristal di internet. Dan ternyata banyak sekali kesaksian menyeramkan tentang kamar 133! “Tapi makanannya enak dan kolam renangnya asyik...” kata Helen. “Lain kali jangan menginap di kamar itu lagi!” kata Lisa. Dina mengangguk setuju.