Keinginan Alisa
- Cerita: Seruni
- Ilustrasi: Agung Hari Parjoko
- Translator: Listya Natalia Manopo
Jika anak-anak Sekolah Mentari mencari nama Alisa di internet, pasti mereka akan menemukan akun sosial medianya yang menarik untuk diikuti. Alisa adalah anak kota yang selalu saja mengikuti tren sehingga disukai oleh teman-teman sekolahnya dan pengikutnya di sosial media. Tapi, ada satu kesukaan Alisa yang tidak diketahui semua teman-temannya.
Alisa suka mengoleksi buku-buku tentang dongeng dan menulis dongeng. Hal ini sudah dilakukannya sejak kecil. Alisa kecil sangat dekat dengan Neneknya yang pintar mendongeng. Sayang Nenek sudah meninggal ketika Alisa masuk ke Sekolah Dasar.
Sebenarnya, ada satu keinginan Alisa yang paling istimewa, yaitu memiliki akun sosial media yang berhubungan dengan dongeng. Tapi ada satu masalah. Banyak yang bilang kalau dongeng itu kuno. Alisa takut kalau pengikutnya di sosial media akan menganggapnya aneh, dan lebih gawat lagi, meninggalkannya!
Suatu hari, ada hal yang berbeda di kelas Alisa. Seorang murid pindahan datang dan langsung jadi pembicaraan kelas. Murid pindahan ini bernama Eden dan dia sangat unik. “Menurutku dia menyebalkan,” kata seorang teman Alisa. “Memangnya kenapa?” tanya Alisa.
Teman Alisa lalu bercerita kalau dia pernah mencoba mengajak Eden mengobrol tentang seorang tokoh media sosial yang sedang viral. “Tapi coba tebak apa kata si Eden? Aku nggak mau tahu yang begituan, nggak level! Menyebalkan sekali kan?” gerutu teman Alisa. Alisa terkejut. Eden memang tidak mau bergaul. Tapi ternyata itu bukan masalah baginya, karena Eden pintar. Malah tidak sedikit teman kelas Alisa yang bertanya soal pelajaran padanya. Yang tidak suka dengan Eden hanya teman-teman Alisa yang eksis di sosial media.
Seminggu kemudian, Alisa membawa buku dongeng barunya ke sekolah. Buku itu sangat unik, karena ukurannya kecil. Tapi tanpa sadar Alisa menjatuhkan buku dongengnya dari tas sekolah. “Alisa!” Eden memanggil nama Alisa. “Eh, Eden, ada apa?” kata Alisa. “Kamu menjatuhkan ini..kamu suka dongeng ya? Buku ini susah didapat, lho!” Eden berkata sambil menyerahkan buku dongeng. “Aduh! Terima kasih, Eden! Aku pasti sedih sekali kalau ini hilang!” ucap Alisa sangat lega. “Kamu juga suka dongeng?” tanya Alisa ingin tahu. “Aku suka membuat boneka dari tokoh dongeng,” jawab Eden, sambil menunjukkan foto-foto boneka yang dibuatnya. Alisa kagum. “Wah, kamu hebat, Eden!” seru Alisa. “Aku juga terkesan karena kamu suka dongeng. Habis kamu kan aktif sekali di media sosial, selalu ikut tren,” kata Eden memandang Alisa ingin tahu.
Ada sesuatu dalam diri Eden yang membuat Alisa ingin bercerita, mungkin karena ketegasan Eden. Dan Alisa pun menceritakan tentang Neneknya, dan keinginannya untuk menjadi pendongeng. “Lalu kenapa tidak kamu lakukan? Takut kehilangan pengikutmu yang sekarang? Kamu bisa mendapat pengikut yang baru dengan jadi pendongeng. Kamu akan membuat Nenekmu bangga. Dongeng akan membuat orang belajar tentang kehidupan,” kata Eden. Mendengar ini, Alisa sadar. Eden benar!
Sejak itu, Alisa dan Eden berteman. Teman-teman Alisa yang aktif di sosial media terkejut, tapi setelah melihat boneka-boneka hasil karya Eden, mereka berubah jadi penggemarnya! “Maaf ya, kelakuanku memang aneh, dan aku memang sok. Mungkin karena tidak ada yang bisa mengerti diriku. Aku suka hal-hal unik,” kata Eden pada teman-teman Alisa. “Kalau begitu, kami punya ide. Sebentar lagi akan ada festival budaya di sekolah, dan kelas kita belum punya acara. Bagaimana kalau Alisa dan Eden mengisi acara?” tanya seorang teman Alisa. “Kita bisa membuat panggung boneka dengan Alisa sebagai penulis cerita dongengnya!” kata Eden. “Dan kita bisa memakai boneka buatan Eden!” angguk Alisa.
Alisa dan Eden menjadi bintang di festival budaya, dan teman-teman Alisa mengabadikan semuanya di media sosial. Memang ada yang menganggap Alisa dan Eden aneh, tapi ternyata banyak yang menjadi pengikut baru mereka. Akhirnya keinginan Alisa menjadi kenyataan! Dan kini Eden dengan ide-ide uniknya menjadikan Alisa dan teman-temannya yang eksis di sosial media semakin terkenal.