Lona dan Lisa
- Cerita: Seruni
- Ilustrasi: Agung Hari Parjoko
- Translator: Listya Natalia Manopo
Jauh di masa depan, kehidupan manusia sudah jauh berbeda dari sekarang, karena adanya teknologi robot. Para ilmuwan robot berlomba-lomba menciptakan robot paling canggih dan memukau. Ilmuwan-ilmuwan ini terkenal dan kaya karena banyak perusahaan besar yang memerlukan kepintaran mereka dan temuan-temuan robot yang diciptakan oleh orang-orang pintar tersebut. Salah satu dari para ilmuwan ini adalah Lona, si gadis jenius.
Lona yang jenius mempunyai sahabat bernama Lisa. Hubungan pertemanan antara Lona dan Lisa sedikit aneh, karena sebenarnya Lona iri pada Lisa. Lona dan Lisa berteman sejak kecil dan Lisa banyak memberi ide pada Lona. Lisa sangat suka berkhayal. Suatu hari, Lisa membuat cerita tentang dunia robot, dan menceritakannya pada Lona.
Di dunia ini, pekerjaan manusia yang berat dan berbahaya dibantu oleh robot. Lona yang kagum bertekad mewujudkan cerita Lisa, dan dengan kepintaran Lona di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, robot-robot yang ada di cerita Lisa bisa diwujudkan dan membuat Lona terkenal. Lona takut kalau Lisa akan menuduhnya mencuri ide dan menghancurkan prestasinya! Ketakutan ini membuatnya membenci Lisa yang masih percaya bahwa manusia lebih unggul dari robot. Berbeda dengan Lona yang percaya bahwa robot akan menjadi lebih cerdas dari manusia.
Suatu hari Lona menjadi bintang tamu dalam sebuah acara yang diadakan oleh saluran televisi pengetahuan. “Robot apa lagi yang Anda ciptakan?” tanya si pembawa acara. “Aku menciptakan robot pelukis, dan dengan ini aku akan membuktikan kalau robot lebih unggul dari manusia, karena seni adalah hal tersulit yang bisa ditiru oleh sebuah robot,” kata Lona. Hal ini merupakan tantangan bagi Lisa yang seorang pelukis. Lona menantang Lisa untuk berlomba melukis dengan robotnya, dan Lisa menyetujuinya. “Kita minta masyarakat yang menilai siapa pemenangnya,” kata Lisa, dan Lona setuju.
Ketika lukisan robot Lona dan lukisan Lisa sudah jadi, keduanya sama-sama bagus. Masyarakat setuju kalau Lisa dan si robot sama-sama jadi juara. Tapi Lona tidak puas dengan hasil itu. Suatu hari, lukisan Lisa dan lukisan robot Lona rusak karena terkena benda tajam. Masyarakat meminta robot Lona dan Lisa berlomba unutk memperbaiki lukisan mereka masing-masing. Dan kali ini pemenangnya adalah Lisa. Robot Lona tidak diberikan program untuk memperbaiki lukisan!
Hal ini membuat Lona sangat sedih, tapi dia menjadi rendah hati dan menyesal telah memiliki pikiran jahat dan iri pada Lisa sahabatnya. “Lisa, maafkan aku. Sebenarnya selama ini aku selalu iri pada kemampuan imajinasimu. Dan aku juga takut kalau kau akan berkata pada orang banyak bahwa robot-robot yang kuciptakan selama ini adalah idemu dan prestasiku akan hancur,” kata Lona. “Lona, kita adalah sahabat. Jika kau sukses, aku ikut gembira. Ingatkah kau ceritaku, bahwa fungsi robot adalah untuk membantu kesulitan manusia dan meringankan penderitaan mereka? Mari kita kembali ke cita-cita itu. Ayo, kita bekerja sama!” kata Lisa. “Kau benar Lisa, selama ini aku hanya sibuk memikirkan prestasiku saja. Itu egois. Tapi Lisa, jika aku boleh menambahkan ceritamu, ayo kita bantu Bumi tempat kita tinggal dan makhluk hidup lain selain manusia dengan robot kita!” ucap Lona. “Aku setuju!” seru Lisa antusias.