Negeri Tona
- Cerita: Seruni
- Ilustrasi: Agung Hari Parjoko
- Translator: Listya Natalia Manopo
Negeri Tona terkenal dengan jasa pengiriman surat dan paket mereka yang hebat. Jasa pengiriman ini tidak dilakukan oleh manusia melainkan hewan, yaitu burung-burung merpati. Seekor merpati yang paling terkenal adalah Babo. Dulu, merpati-merpati di Negeri Tona hanya bisa mengantarkan surat, tapi Babo yang pintar, tertarik dengan pengiriman paket. Babo memperhatikan dan mempelajari bagaimana cara paket dikirim oleh manusia, dan dia menemukan cara sendiri agar merpati-merpati bisa membawa paket. Atas jasa Babo, Ratu Negeri Tona memberikan penghargaan padanya dan merpati teman-teman Babo.
Tapi, suatu hari kemalangan menimpa Negeri Tona. Seorang penyihir membuat awan hitam terus menerus menaungi Negeri Tona. Hujan terus turun, sehingga Babo dan teman-temannya tidak bisa mengirimkan barang lagi. Babo dan teman-temannya menjadi sakit karena kedinginan. Prestasi Negeri Tona menjadi hancur dan bisnis pengiriman merugi. Petinggi kerajaan yakin bahwa negara lain iri dengan Negeri Tona dan mengirim penyihir jahat agar kemalangan menimpa negeri merpati hebat itu. “Yang Mulia, bagaimana kalau kita mencari negeri mana yang membuat kemalangan ini, dan menyerangnya?” usul seorang petinggi istana. “Yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan perekonomian negeri ini, karena menyangkut rakyat. Rakyat tidak akan mau berperang karena perang hanya akan membawa penderitaan,” kata Ratu Tona.
Ratu Tona lalu melakukan sesuatu yang mengejutkan, yaitu berbicara dengan si penyihir. “Penyihir, kau punya bakat yang mengagumkan. Mengapa kau menggunakannya untuk membuat penderitaan? Lebih baik kau menolong orang dengan bakat sihirmu,” kata sang Ratu. “Kau tidak takut padaku?” tanya si penyihir terkejut. “Tentu saja tidak. Setiap orang yang berbuat jahat pasti punya alasan sendiri, aku yakin kau pun begitu,” jawab Ratu Tona. “Aku melakukan ini agar bisa mendapat tempat menetap di sebuah negeri, negeri yang memintaku untuk menurunkan hujan di negerimu. Semua takut pada sihirku,” kata si penyihir. “Kalau begitu kau bisa menetap di sini, hentikan hal jahat yang kau lakukan demi tempat tinggal,” kata sang Ratu.
Si penyihir yang berterima kasih, berusaha mengembalikan kemakmuran Negeri Tona. Dia membuat merpati-merpati kayu yang disihir sebagai pembawa surat dan paket. Tapi, hal ini membuat Babo dan merpati-merpati lain sangat sedih. “Penyihir ini memang jahat, Babo! Dia mencuri pekerjaan kita! Mengapa Ratu melakukan ini pada kita?” tangis teman-teman merpati Babo. “Aku akan menemui paduka Ratu. Aku percaya sang Ratu tak akan membuat kita sedih,” kata Babo.
Tapi, sebelum Babo sempat menemui sang Ratu, teman-teman merpatinya yang marah pergi menyerang si penyihir. Untung sekali Babo bisa menghentikan mereka. “Aku yakin kau membantu kami, penyihir. Kau membuat merpati-merpati kayu itu untuk memberi waktu agar kami sembuh benar dari penyakit, dan bisa bekerja lagi,” kata Babo. “Aku tak pernah menjumpai hati baik sepertimu dan sang Ratu, yang selalu memiliki pikiran murni! Itu benar, dan aku bermaksud meninggalkan sihir mulai sekarang. Aku akan berlatih menjadi seorang penyembuh,” kata si penyihir sambil menangis terharu. Dan si penyihir pun menyembuhkan penyakit Babo dan teman-teman merpatinya, dan mereka menjadi lebih kuat. Begitulah, pikiran murni sang Ratu Tona dan Babo membawa kedamaian dan kemakmuran bagi Negeri Tona.