Pohon Kurma Nuria

  • Cerita: Seruni
  • Ilustrasi: Agung Hari Parjoko
  • Translator: Listya Natalia Manopo
Jumat, 12 April 2024
Kurma Nuria
Kurma Nuria
A A A

Di hari ulang tahunnya yang ke-17 Nuria diangkat menjadi Ratu Kerajaan Palma. Seluruh rakyat menyambut gembira, dan matahari pun bersinar cerah. “Selamat Yang Mulia Ratu, bahkan alam pun memberi selamat pada Anda,” kata Penasihatnya. Nuria dan Penasihatnya lalu berjalan-jalan ke kebun kurma Kerajaan Palma yang sangat luas.

Kerajaan Palma adalah penghasil kurma terbaik, dan dari sinilah kekayaan serta kemakmuran rakyatnya berasal. Mulai saat ini Nuria sebagai Ratu Palma akan merawat pohon-pohon kurma tersebut. “Oh tidak!” seru si Penasihat tiba-tiba. Rupanya, seekor belalang hinggap di mahkota Nuria! “Ini pertanda buruk! Yang Mulia, belalang adalah hama pohon kurma!” kata si Penasihat ketakutan. “Tenanglah Penasihat, setahuku belalang hanya berbahaya kalau mereka banyak. Belalang ini sedang sendirian. Lagi pula dia hinggap di mahkota, seakan mau memberi selamat padaku!” kata Nuria. Nuria menaruh belalang itu di rumput, tapi si belalang melompat ke mahkota Nuria lagi. “Aneh, kau seakan-akan ingin menyampaikan sesuatu padaku,” gumam Nuria.

Nuria bersama si belalang pergi menemui Nenek bijak, orang paling bijaksana di Kerajaan Palma. “Selamat siang, Nenek. Menurut tradisi, para pemimpin Kerajaan Palma diberikan hadiah olehmu di hari ulang tahunnya. Nah, bolehkah aku minta hadiah istimewa? Aku ingin bisa mengerti belalang yang hinggap di mahkotaku,” kata Nuria. “Permintaanmu sangat berbeda dengan para pendahulumu. Mereka selalu minta hadiah yang menguntungkan diri mereka sendiri. Aku menyukai permintaanmu. Tapi perbuatan baik tidak selalu membuatmu bahagia, bahkan penuh dengan ujian!” kata si Nenek. “Tidak apa-apa, Nenek. Ini kewajibanku sebagai seorang pemimpin,” kata Nuria. Si Nenek lalu memberikan sebuah cincin pada Nuria. Nuria memakai cincin itu dan dia bisa berbicara dengan si belalang!

Ternyata si belalang bernama Bela. Dia meminta perlindungan pada Nuria. “Aku dan 10 temanku adalah belalang soliter yang suka hidup menyendiri dan makan rumput. Kami dikejar-kejar oleh kawanan belalang raksasa. Mereka memaksa kami untuk ikut bermigrasi dan memakan tanaman kebun milik manusia. Kami sudah pergi ke berbagai negara, tapi mereka selalu menganggap kami sebagai hama,” kata si belalang. Mendengar itu Nuria iba. “Bela, kau dan teman-temanmu bisa tinggal di kebun pribadiku,” kata Nuria.

Tapi si Penasihat kerajaan tidak setuju. Begitu juga dengan kebanyakan rakyat. Bagi mereka, belalang apapun itu adalah ancaman bagi pohon kurma dan kemakmuran mereka. Nuria mendapatkan ujian pertamanya sebagai pemimpin. Tapi Bela si belalang tidak tinggal diam. “Kau sudah menolongku dan teman-temanku, kini giliran aku yang menolongmu,” kata Bela. Suatu hari Bela dan 10 temannya melompati daun-daun pohon kurma yang tumbuh di kerajaan. Tapi mereka tidak memakan daun-daun itu.

Beberapa bulan kemudian terdengar kabar bahwa pohon-pohon kurma di seluruh negara penghasil kurma terkena penyakit jamur. Hanya pohon-pohon kurma di Kerajaan Palma yang aman dari penyakit itu. Harga kurma dari Kerajaan Palma menjadi tinggi dan rakyat bergembira. Ternyata kaki Bela dan 10 temannya mengandung zat yang bisa membuat daun-daun kurma kebal dari penyakit jamur. Rakyat, Penasihat, dan orang-orang istana akhirnya menerima Bela dan teman-temannya. Dan untuk menghormati kebaikan hati Ratu Nuria, pohon-pohon kurma di Kerajaan Palma diberi nama Pohon Kurma Nuria.