Popo dan Kota Beton
- Cerita: Seruni
- Ilustrasi: Agung Hari Parjoko
- Translator: Listya Natalia Manopo
Popo dari Kota Beton adalah kucing yang lincah. Dia suka menjelajah ke tempat-tempat baru yang asing. Hal ini sering membuat kesal Pupu, si anjing pudel yang juga dipelihara pemilik Popo. “Kemarin majikan kita mencarimu, kemana saja kau?” tanya Pupu pada Popo. “Aku jalan-jalan dan bertemu dengan anjing besar yang baik bernama Goldi. Sayang sekali dia tidak bisa keluar rumah karena sakit-sakitan,” jawab Popo. “Pasti Goldi dulunya juga suka jalan-jalan sepertimu. Hati-hati nanti kau juga sakit! Lebih baik kau di rumah sepertiku, nyaman dengan pendingin ruangan,” kata Pupu. Tapi Popo tidak peduli. Lagipula, sudah jadi sifat dasar kucing untuk selalu ingin tahu.
Keesokan harinya, Popo main ke rumah Goldi lagi. “Goldi, kenapa kau sakit-sakitan?” tanya Popo. “Kata majikanku, udara Kota Beton ini sangat kotor hingga berpengaruh pada pernapasanku,” jawab Goldi. Dan Goldi juga bilang kalau besok dia akan pindah dari Kota Beton ke Kota Hijau. Popo sedih karena dia masih ingin bermain dengan Goldi. “Popo, kau sangat sehat, aku kagum padamu. Bagaimana kalau kau mengunjungi aku di Kota Hijau jika kau sempat?” minta Goldi. “Aku pasti akan mengunjungimu,” janji Popo.
Beberapa bulan kemudian, datanglah kesempatan Popo untuk mengunjungi Goldi. Majikan Popo sekeluarga akan pergi lama, jadi Popo dan Pupu hanya berdua di rumah. Popo lagi-lagi tidak peduli akan protes Pupu yang marah melihat dia pergi. “Goldi temanku. Aku sudah janji padanya!” kata Popo. Popo yang pintar, menumpang kereta ke Kota Hijau, dan dia berhasil bertemu Goldi. “Popo! Aku senang kau datang!” seru Goldi sambil berlari mendekatinya. “Goldi, kau sehat!” kata Popo senang. “Udara di Kota Hijau segar karena banyak tanaman di sini. Itu yang membuatku sembuh,” kata Goldi. “Syukurlah!” kata Popo.
Dua hari kemudian, Popo dan Goldi terkejut melihat berita di televisi. Polusi di Kota Beton sudah sangat parah sehingga walikota memutuskan untuk menghentikan kegiatan selama seminggu. Tidak boleh ada pabrik dan kendaraan berbahan bakar bensin yang berjalan. Tapi, seminggu kemudian, udara di Kota Beton belum membaik. Penduduk Kota Beton terkurung di rumah mereka. “Goldi, pernahkah kau melihat tanaman di Kota Beton?” tanya Popo. “Tidak ada tanaman asli di Kota Beton. Semua adalah tanaman dari plastik,” jawab Goldi. “Ayo, kita bantu Kota Beton,” ajak Popo.
Popo dan Goldi dengan perlahan tapi pasti, memindahkan tanaman-tanaman yang ada di Kota Hijau ke Kota Beton. Kerja keras mereka tidak sia-sia. Ketika sekeliling Kota Beton ditutupi oleh tanaman, langit kota itu yang tadinya kelabu, berubah menjadi biru. Penduduk kota yang menyadari perubahan ini melihat lingkaran tanaman yang mengelilingi kota. “Jadi, inilah yang menyelamatkan kota kita! Ayo, hias kota dan rumah kita masing-masing dengan tanaman hidup! Lupakan tanaman plastik!” seru penduduk kota.
Kini, Kota Beton sudah diisi oleh tanaman hijau yang hidup. Penduduk kota juga berusaha mengurangi polusi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Udara kota menjadi segar dan Goldi bisa menetap kembali di kota itu. Popo dan Goldi sekarang bisa bermain bersama dengan gembira dan bangga. Semua orang mengenali mereka sebagai pahlawan Kota Beton. Pupu yang tadinya hanya berdiam diri di rumah, kini juga ikut bermain bersama Popo dan Goldi. “Ternyata, tanaman hidup bisa memberikan kesegaran yang lebih dari pendingin ruangan,” kata Pupu. “Tapi, kurasa nama Kota Beton tidak lagi cocok. Bagaimana kalau Kota Beton Hijau?” tanya Popo. “Kami setuju!” jawab Goldi dan Pupu.